Bagelen | bagelenchannel.com – Tradisi Tawu Beji untuk gogoh iwak atau mencari ikan dengan tangan kosong, yang dilakukan oleh warga masyarakat di Sendang Beji Kembar Dusun Semawung, Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mendapat perhatian khusus dari turis mancanegara.
Dua orang turis asal Jerman Harriet Elwin dan Lioni dengan antusias ikut datang ke lokasi Tradisi Tawu Beji tersebut, yang dinilainya sangat unik itu. Keduanya dengan sabar mengikuti prosesi Tradisi Tawu Beji mulai dari awal hingga selesai.
Harriet Elwin menyatakan sangat terkesan dengan jalannya ritual tradisional itu. Ia berpendapat bahwa tradisi tersebut merupakan ajang yang unik dan patut dilestarikan.
“Saya baru pertama kali melihat, tradisi seunik ini. Sepertinya di daerah lain tidak ada ya. Unik sekaligus lucu, saat warga ramai-ramai turun ke sendang beji untuk menangkap ikan. Tradisi ini juga tidak ada di negara saya,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Lioni, sehingga ia berpendapat perlunya agar warga masyarakat setempat mau menjaga dan melestarikannya. Ia juga menceritakan bahwa Indonesia memiliki banyak tradisi yang unik-unik di setiap daerahnya, ia senang memiliki kesempatan langka bisa menyaksikan langsung Tradisi Tawu Beji.
Sementara itu Kepala Dusun Semawung Deni Sulistyo (31), mengatakan bahwa Tradisi Tawu Beji merupakan ritual bersih desa yang sudah dilakukan sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu dan digelar secara turun temurun setiap bulan Rejeb di hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon.
“Tradisi Tawu Beji itu adalah sebuah adat tradisi yang dilaksanakan untuk menguras Sendang Beji Kembar, yang ada di sini. Dikatakan kembar karena sendangnya ada dua. Kemudian airnya dikuras lalu dibersihkan secara gotong royong melibatkan seluruh warga masyarakat Dusun Semawung, Desa Krendetan,” terangnya.
Lebih jauh dijelaskan oleh Deni Sulistyo, dalam Tradisi Tawu Beji setelah airnya berkurang, warga masyarakat masuk ke dalam sendang beji kemudian mencari ikan yang ada untuk ditangkap dan dibawa pulang untuk dimasak.
“Uniknya dalam mencari ikan itu warga tidak boleh memakai alat, sehingga hanya menggunakan tangan kosong. Sebelum pelaksanaan Tawu Beji, warga juga melakukan kegiatan lain seperti bersih-bersih lingkungan, baik lingkungan sendang beji maupun makam desa. Ada yang tidak boleh lupa, yaitu harus membuat pagar dari bambu untuk memagari Sendang Beji Kembar tersebut,” imbuhnya.
Mereka seakan berlomba untuk bisa menangkap ikan lebih banyak. Semakin banyak mendapat ikan dipercaya akan semakin banyak mendapatkan berkah. Adapun jenis ikan yang berhasil ditangkap oleh warga berupa ikan lele, nila, dan tawes.
Puncak prosesi tradisi yang dilakukan selama tiga hari itu adalah Kenduri Agung yang digelar di sekitar Sendang Beji Kembar. Uniknya warga membawa sendiri makanan dalam ancak dari rumah, kemudian didoakan di sekitar lokasi Sendang Beji Kembar, kemudian dimakan secara bersama-sama. Sebagai alasnya hanya menggunakan daun pisang.
Baca juga: Tawu Beji Tradisi Warga Semawung Wujudkan Rasa Syukur
Konon, dua lokasi beji yang disebut sebagai Sendang Beji Kembar itu, merupakan beji milik salah satu tokoh pendiri Desa Krendetan. Selain untuk melestarikan tradisi nenek moyang, kegiatan tersebut digelar sebagai wujud syukur warga masyarakat Dusun Semawung atas limpahan rejeki yang diberikan oleh Alloh SWT. Kegiatan itu juga dinilai mampu menjadi sarana pemersatu warga. (Widarto)