Purworejo | bagelenchannel.com – Permasalahan kesehatan dominan di wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tahun 2017 masih seputar ibu dan anak. Dari data yang ada menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 16 kasus, kemudian Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 97 kasus. Sementara itu untuk Angka Kematian Balita (AKABA) terdapat 108 kasus, kemudian Gizi Buruk sebanyak 22 kasus, dan Stunting sebanyak 4.764 kasus.
Menyusul penyakit Demam Berdarah sebanyak 106 kasus, TB sebanyak 631 kasus, HIV/AIDS sebanyak 54 kasus, dan malaria sebanyak 242 kasus. Adapun cakupan desa yang Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) juga masih sangat rendah.
Hal itu diungkapkan oleh Bupati Purworejo H. Agus Bastian, SE, MM, dalam sambutannya, yang dibacakan oleh Asisten III Sekda Purworejo Drs. Muh Wuryanto, MM, saat membuka Rapat Kerja (Raker) Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purworejo Tahun 2018 di Aula Kantor Dinkes Kabupaten Purworejo, Rabu (11/04/2018).
Raker diikuti oleh sekitar 90 peserta dari unsur pejabat pemerintah daerah, OPD, rumah sakit, Camat, Puskesmas, LSM, Ormas, dan wartawan. Tema yang diangkat yakni
“Sinergisme Lintas Sektor dan Lintas Program Menuju Purworejo Universal Health Coverage (UHC) Tahun 2019 dan Percepatan Eliminasi Malaria, Penanggulangan TB, HIV, serta Penurunan Stunting”.
“Penanggulangan penyakit menular terkendala rendahnya penemuan kasus serta rendahnya kepatuhan pasien dalam pengobatan jangka lama atau sesuai standar program. Sementara penyakit tidak menular lebih didominasi akibat perubahan gaya hidup termasuk pola makan yang tidak sehat,” katanya.
Masih menurut Bupati, bahwa tantangan Kabupaten Purworejo dalam pembangunan kesehatan ke depan masih sangat berat. Oleh karena itu, pihaknya berharap Dinkes bersungguh-sungguh dalam menetapkan skala prioritas, merencanakan intervensi yang efektif dan efisien berdasarkan data yang akurat.
Baca juga: Peringati Hari Kartini RS Amanah Umat Gelar Layanan KB Gratis
Pada Raker tersebut, Bupati juga menginstruksikan kepada semua OPD terkait untuk mendukung program kesehatan sesuai peran masing-masing.
“Saya berharap juga kepada pihak swasta, LSM, Organisasi Profesi untuk bisa terlibat aktif mendukung, mengawasi dan mengkritisi pelaksanaan serta hasil-hasilnya dalam upaya perbaikan,” tandasnya.
(Widarto)