
Puluhan warga masyarakat Desa Tangkisan gunakan waktu luang di malam hari untuk mengikuti Pelatihan Cara Budidaya Itik. (Wid)
Bayan | bagelenchannel.com – Kebutuhan akan daging itik serta telurnya hingga saat ini, kian meningkat. Namun peningkatan itu belum diimbangi dengan jumlah ternak itik sebagai pemasok hasil daging dan telur di pasaran. Oleh karenanya budidaya ternak itik dan telur asin, kini menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan. Sebab masih sedikit orang yang mengembangkannya.
Oleh karenanya, dari peluang itulah yang mendorong Pemerintah Desa Tangkisan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, berinisiatif mengembangkan usaha budidaya ternak itik di desa setempat. Desa ini direncanakan akan dijadikan sebagai desa sentra penghasil itik serta telur itik di wilayah Kabupaten Purworejo.
Inisiatif usaha itu diwujudkan dengan memberikan bantuan berupa pelatihan cara budidaya itik, sekaligus bantuan berupa ribuan itik ke warga masyarakat untuk dikembangkan sebagai sentra itik di Desa Tangkisan. Pelatihan itu digelar selama sepuluh hari dan dilakukan setiap malam sejak Senin (02/04/2018). Pelatihannya dipusatkan di Balai Desa Tangkisan.
Ditemui di sela-sela pelatihan, Kepala Desa Tangkisan Muhammad Taufiq mengatakan, bahwa pelatihan budidaya ternak itik merupakan Program Pemberdayaan Masyarakat, yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Tangkisan. Kegiatan ini digeber, guna meningkatkan pendapatan ekonomi warga masyarakat di sektor peternakan.
“Pelatihan ini diikuti oleh semua kalangan masyarakat, dimana kita telah mengalokasi dana sebesar Rp 68 juta untuk pemberdayaan, yang bersumber dari Dana Desa dan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada Kelompok Ternak Itik Desa Tangkisan,” katanya.
Lebih jauh dijelaskan, bahwa Pemerintah Desa Tangkisan memilih itik sebagai usaha masyarakat, karena itik merupakan potensi lokal.
“Desa Tangkisan merupakan desa dengan areal sawah yang cukup luas. Artinya saat ini keluhan warga masyarakat adalah adanya hama keong, sehingga harapan saya dengan program ini, maka akan terjadi simbiosis mutualisme. Petani pulang dari sawah bisa membawa keong untuk dikasihkan ke peternak itik,” jelasnya.
Program tersebut merupakan Program Pemberdayaan Masyarakat, yang telah digelar untuk kedua kalinya. Di tahun pertama 2017 lalu, telah dilakukan pemberdayaan kepada 20 KK dengan bantuan 2.000 itik.
“Tahun ini kita tingkatkan menjadi 4000 ribu itik, yang kita berikan kepada 80 KK, berikut 1 sak pur dan pelatihan sebagai modal awal usaha,” terangnya.
Baca juga: Tri Sulap Bambu Jadi Miniatur Kapal Seharga Ratusan Ribu
Sementara itu, Pendamping Teknis Budidaya Ternak Itik Jendakita Ginting, menambahkan bahwa di Kabupaten Purworejo belum ada potensi ternak itik yang intensif. Yaitu peternak itik yang secara berkelompok, atau gerakan per desa dan masih dilakukan secara perorangan.
“Banyak lho orang-orang dari Yogyakarta yang menitipkan itiknya di daerah Purworejo. Mereka juga banyak membutuhkan telur itik, oleh karenanya prospek pemasarannya, saat ini sangat bagus,” ujarnya.
Pihaknya berharap, agar Desa Tangkisan nantinya menjadi desa yang maju dengan sumber penghasilan utamanya dari beternak itik. (Widarto)