Hari Kartini Guru dan Murid SMP 26 Khotmil Bersama

0

Para guru SMP Negeri 26 Purworejo ikuti kegiatan Khotmil Qur’an (wid)

Banyuurip | bagelenchannel.com – Belasan guru di SMP Negeri 26 Purworejo, Jawa Tengah, mengikuti kegiatan Khotmil Quran. Pembacaan Khotmil Quran itu digelar oleh pihak sekolah bersamaan dengan Peringatan Hari Kartini, sekaligus Peringatan Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW serta doa bersama persiapan UNBK bagi siswa kelas 9, yang akan digelar pada hari Senin (23/04/2018).

Khotmil Quran guru itu digelar bersama seluruh siswa kelas 7, 8, dan siswa kelas 9 di Aula SMP Negeri 26 Purworejo, Sabtu (21/04/2018). Khotmil Quran digelar oleh pihak sekolah sebagai wujud ajakan kepada para guru dan siswa untuk membentuk insan religius, berprestasi, mandiri, berbudaya dan berwawasan lingkungan, sesuai dengan visi misi yang diterapkan di sekolah itu.

Menurut Kepala SMP Negeri 26 Purworejo Khusnan Kadari, saat ditemui di sela-sela kegiatan menjelaskan, bahwa Khotmil Quran itu sudah digelar yang ke-34 kali, sejak dirinya menjabat sebagai pucuk pimpinan di sekolah tersebut sejak bulan Juni tahun 2013 lalu.

“Sebenarnya untuk kegiatan Khotmil Quran telah menjadi kegiatan rutin dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 26 Purworejo pada setiap minggunya. Kegiatannya dilakukan setiap hari Senin bakda Sholat Dhuhur. Namun kami sengaja menggelar tepat di Hari Kartini ini, untuk mengajak para siswa agar gemar membaca Al Quran, dan memberikan pemahaman bahwa belajar itu tidak tergantung umur, sekaligus mengisi Peringatan Isro Mi’roj,” katanya.

Khotmil Qur’an dirangkaikan dengan kegiatan Peringatan Isra’ Mi’raj, Doa Bersama Jelang UNBK dan Peringatan Hari Kartini (wid)

 

Lebih jauh dijelaskan, bahwa input siswa SMP Negeri 26 Purworejo adalah siswa yang berasal dari sekolah negeri lain, yang tidak diterima di sana. Mulai dari wilayah Kecamatan Bayan, Purworejo, Loano, Kaligesing, Bagelen, Ngombol, Purwodadi dan terbanyak dari Kecamatan Banyuurip.

“Ketertinggalan bidang akademis sulit untuk mengejar sekolah lain, oleh karenanya melalui program unggulan dari SMP Negeri 26 Purworejo adalah melalui kegiatan non akademis,” ujarnya.

Disebutkan pula, bahwa kegiatan non akademis yang menonjol di sekolah itu diantaranya, adalah ekstra kurikuler pencak silat. Dimana ekstra itu telah mampu menjadi juara umum, selama 2 tahun berturut-turut di event silat bergengsi Tingkat Jawa Tengah dan Yogyakarta di Bantul beberapa waktu lalu. Sehingga SMP Negeri 26 Purworejo berhasil memperoleh Piala Gubernur Yogyakarta.

“Terobosan untuk mewujudkan insan yang relegius, tidaklah semudah membalikkan tangan, melihat latar belakang siswa dari keluarga yang tidak agamis, juga dari lingkungan yang kurang mendukung. Namun Kami percaya bahwa keadaan ini dapat berubah dengan kekuatan doa,” katanya.

Dengan memberikan pengajaran langsung atau usaha secara lahir kepada siswa itu, pihaknya menganggap hasil masih belum memuaskan, maka pihak sekolah menempuh jalan dengan tawakaltu ‘alallah, agar visi yang diharapkan bisa tercapai.

“Kami juga meminta kepada para guru dan karyawan yang muslim, untuk senantiasa mendoakan anak-anak SMP Negeri 26 Purworejo, agar berprestasi dan sukses dalam belajar, ketika Bapak/Ibu Guru dan karyawan sholat malam, atau sholat dhuha,” ungkapnya.

Kegiatan Khotmil Quran saat itu, digelar secara istimewa, karena bersamaan dengan kegiatan Peringatan Isra’ Mi’raj, Doa Bersama Jelang UNBK dan Peringatan Hari Kartini.

“Seperti pepatah, If you want success in study you must change, yang artinya seakan menjadi pelecut dan motivasi yang tidak terbantahkan lagi. Tinggal kita mau berubah atau tidak? Kalau kita hanya mau dalam prestasi yang biasa seperti orang kebanyakan maka kita akan terlibas oleh kemajuan. Maka dari itu kita harus berjuang sendiri untuk kemajuan kita, jangan tergantung pada orang lain,” jelasnya.

Pihaknya berharap, dari kegiatan itu bisa menjadi salah satu media pembelajaran bagi semua warga SMP Negeri 26 Purworejo, terutama para siswa. Dengan memberi contoh tauladan, bahwa Khotmil Qur’an itu, tidak pernah berhenti ketika kita selesai ngaji di musholla.

“Anak-anak diharapkan bisa terus belajar meningkatkan ilmunya. Terutama kita juga harus belajar dari Tafsir maupun kitab yang lain,” harapnya.

(Widarto)