Kaligesing | bagelenchannel.com – Bagi warga masyarakat di pedesaan, Tawon Klanceng, sepertinya sudah tak asing lagi terdengar di telinga kita, karena keberadaannya sering dijumpai di sekitar rumah. Namun selama ini Tawon Klanceng masih dibiarkan hidup bebas di alam liar. Belum banyak warga masyarakat yang membudidayakannya. Lebih-lebih Tawon Klanceng yang berukuran lebih kecil dianggap sulit untuk diternak. Budidaya Tawon Klanceng masih kalah populer dengan budidaya Lebah Madu. Meski dari beberapa sumber menyebutkan bahwa madu Tawon Klanceng memiliki kasiat tersendiri bagi kesehatan tubuh manusia.
Meski dianggap sulit untuk dibudidayakan, namun tak mampu mengendorkan semangat salah satu Petani Kelompok Tani Sekar Sari Jelok Imam Prayodi. Warga Desa Jelok, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, itu telah berhasil mencoba beternak Tawon Klanceng selama beberapa bulan terakhir ini. Bahkan budidaya Tawon Klanceng juga telah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Kedunggubah, Kecamatan Kaligesing.
Diungkapkan oleh Imam Prayodi bahwa koloni Tawon Klanceng banyak terdapat di sekitar desanya. Serangga itu sering dijumpai bersarang pada bambu rangka rumah, pohon tumbang atau tanah dalam hutan.
“Awal mulanya saya pernah diundang hadir dalam panen madu Tawon Klanceng oleh Gubernur Jateng di Magelang. Dari sanalah lantas saya mengetahui bahwa keberadaan Tawon Klanceng kecil itu bisa dibudidayakan,” katanya.
Selama ini koloni tawon dibiarkan bebas berada di alam liar secara alami.
“Bahkan sebagian warga menganggap Tawon Klanceng sebagai hama karena meski tidak menyengat, namun dinilai mengganggu ketika terbang di dekat manusia, karena dianggap berbahaya ketika masuk lubang hidung atau telinga manusia,” imbuhnya.
Saat berada di alam bebas, warga masyarakat cukup kesulitan saat akan memanen madunya. Hingga akhirnya muncul ide membuat sarang tawon menggunakan kotak kayu. Warga masyarakat berusaha memindahkan tawon dari sarangnya secara alami kemudian dimasukkan ke dalam kotak kayu.
“Untuk memudahkan pemeliharaan, sarang tawon dibuat dua susun. Susunan atas berukuran 20 cm x 40 cm untuk tempat bee polen dan madu, sedangkan susunan bawah ukuran 12 cm x 30 cm untuk telur, ratu dan tawon pekerja. Lubang keluar masuk lebah dibuat di kotak bagian bawah. Agar tidak basah saat turun hujan, kotak diberi atap seng,” ujarnya.
Petani bisa memanen madu setelah tiga hingga empat bulan Tawon Klanceng menghuni sarang barunya. Pemanenan dilakukan secara manual dengan memeras kantung madu yang telah dikumpulkan koloni lebah tanpa mengganggu telur, tawon pekerja dan ratu.
“Saat ini, madu Tawon Klanceng menjadi primadona bagi petani Desa Jelok dan Desa Kedunggubah. Sedikitnya 12 warga membudidayakan tawon di halaman rumah dan hutan dengan kandang mencapai ratusan kotak,” pungkasnya.
(Widarto)
Baca juga: Tri Sulap Bambu Jadi Miniatur Kapal Seharga Ratusan Ribu
Lihat Video: