Purworejo | bagelenchannel.com – Chief Executif Officer of Supertext, Martin Jacobson didampingi Key Account Direktor of Supertext Indra Nusyirwan melakukan paparan konsep pertanian digital yang dilakukan di Ruang Kerja Sekda Purworejo, baru-baru ini. Paparan tersebut merupakan tindaklanjut kerjasama atau Letter of Intent (LoI) antara Pemkab Purworejo dengan Supertext di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Paparan dilakukan di hadapan Sekda Purworejo Drs. Said Romadhon, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Purworejo Ir. Bambang Asmara Jati, M Eng, dan para Mentor dari kecamatan se-Kabupaten Purworejo. Hadir pula pada kesempatan itu Pengurus Kadin George Iwan Marantika.
Martin Jacobson menjelaskan, bahwa Supertext menyediakan layanan yang dirancang secara khusus untuk memudahkan para petani di Purworejo dalam mengakses informasi dan layanan digital.
Layanan Supertext menyediakan komunikasi menggunakan grup chat antar petani. Hal ini membuat setiap petani dapat berkomunikasi menggunakan HP lama maupun smartphone. Grup chat dibuat berdasarkan lokasi petani, jenis komoditas pertanian yang ditanam atau kriteria yang lain.
Tujuan utama dari program itu adalah menjadikan Purworejo sebagai daerah pertama di Indonesia yang menggunakan konsep pertanian digital, untuk meningkatkan penyebaran inovasi dan membantu menyebarkan informasi petani.
“Kami ingin membantu Purworejo untuk mendigitalisasi pertanian agar dapat lebih efektif dan efisien,” katanya.
Lebih jauh dikemukakan, bahwa ada empat konsep yang bisa dimanfaatkan dari program itu. Diantaranya untuk komunikasi antar petani, pusat informasi petani, pusat informasi umum Purworejo dan pusat pertanian pintar.
Konsep dari layanan Supertext adalah penggabungan antara kemampuan IT (Informasi dan Teknologi) dan SMS. Dia membandingkan, jika menggunakan WhatsApp (WA) harus menggunakan IT seperti HP android dengan layanan data. Pesan yang dikirim WA atau SMS juga hanya ke satu orang.
Sedangkan Supertext menawarkan program yang dapat mengirim pesan menggunakan layanan data, tetapi juga tanpa menggunakan data. Pesan yang dikirim juga bisa langsung dikirim kebanyak orang.
“Kita adalah penggabungan antara WA dan SMS. Jadi bisa dibilang group chat dengan aplikasi seperti WA atau tanpa aplikasi dengan SMS. Jadi bisa langsung bekerja tanpa harus menginstal software,” imbuhnya.
Menurut data dari Dinkominfo Purworejo, lanjutnya, data jaringan 2G di Purworejo sekitar 90% sedangkan 3G baru sekitar 30%, apalagi dengan 4G yang lebih kecil lagi.
Jadi diharapkan dengan adanya program aplikasi tersebut dapat membantu para petani di blank spot area atau daerah tak terjangkau layanan seluler, agar tetap dapat menerima informasi sekitar pertanian terkini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Purworejo Ir. Bambang Asmara Jati, M Eng, mengemukakan bahwa dengan hadirnya para mentor di tingkat kecamatan diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan aplikasi dasar yang diperkenalkan. Selain itu juga agar para mentor dapat lebih familiar dengan konten yang ada di aplikasi tersebut.
“Bagaimanapun, mentor merupakan yang paling dekat dengan petani. Jadi yang paling mengerti apa yang paling dibutuhkan oleh petani,” terangnya.
“Setelah aplikasi dapat berkembang, tinggal mengarah kepada bagaimana peran masing-masing pihak di dalam menindaklanjuti Letter of Intent dengan Supertext tersebut. Harapannya bisa memberikan masukan lebih detail bagaimana aplikasi ini bisa dimanfaatkan, baik itu di lokasi yang ada jaringan 3G maupun 2G,” pungkasnya.
(Widarto)