
Sebelum dijual Sego Megono diarak terlebih dahulu sejauh 1,5 kilometer. (Eko)
Loano | bagelenchannel.com – Festival Sego Megono serta Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu, merupakan sebuah upaya konkrit yang harus terus dipupuk dan dikembangkan ke depan, guna untuk melestarikan budaya adiluhung peninggalan para leluhur. Disamping itu juga untuk mendukung Program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo, Jawa Tengah, di bidang pariwisata, berupa tahun kunjungan wisata Romansa Purworejo 2020.

Hal tersebut dikatakan oleh Bupati Purworejo H Agus Bastian, SE, MM, saat membuka event budaya Festival Sego Megono serta Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu, di Desa Loano, Kecamatan Loano, Minggu (19/08/2018) pagi. Turut hadir dalam kegiatan itu Ketua DPRD Kabupaten Purworejo Luhur Pambudi, Pasiter Kodim 0708 Purworejo Kapten Inf Daliman, Kepala Kantor Satpol PP dan Damkar Kabupaten Purworejo Budi Wibowo, SSos, MSi, Kabag Humas dan Protokol Setda Purworejo Agus Ari Setiyadi, SSos, Pejabat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, serta Muspika Loano.
Lebih jauh Bupati Purworejo H Agus Bastian, SE, MM, menyampaikan apresiasinya kepada warga masyarakat Desa Loano atas terselenggaranya Festival Sego Megono serta Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu Tahun 2018. “Saya mengapresiasi digelarnya Festival Sego Megono serta Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu, di Desa Loano. Sebab kita harus nguri-uri atau melestarikan event budaya ini, dengan harapan penyelenggaraan festival ini, dapat menjadi sebuah event pariwisata,” katanya.
Bupati Purworejo juga menghimbau kepada warga masyarakat Desa Loano serta desa-desa lainnya di wilayah Kabupaten Purworejo untuk terus menggali event-event budaya seperti itu, agar ke depan Kabupaten Purworejo semakin kaya akan kegiatan budaya serupa. “Event budaya kita akan semakin kaya, kita akan semakin percaya diri dapat menyuguhkannya kepada masyarakat lebih luas. Desa Loano dan Kecamatan Loano masuk dalam ranah pengembangan Candi Borobudur, kemudian di wilayah ini letaknya juga tidak jauh dari lokasi Mega Proyek Waduk Bener, sehingga saya berharap dengan adanya dua mega proyek tadi akan dapat berdampak bisa turut mensejahterakan warga masyarakat Kecamatan Loano,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Desa Loano Sutanto, menjelaskan bahwa Festival Sego Megono serta Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu Tahun 2018 digelar dalam rangka untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-73 dan pada perhelatan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-2 kalinya. “Pada tahun ini Festival Sego Megono serta Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu, diikuti oleh 20 regu dari 20 RT yang ada di Desa Loano. Kirab ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun sekali. Kami berharap agar ke depan event budaya ini dapat mengundang perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara,” ujarnya.
Dijelaskan oleh Sutanto bahwa Sego Megono atau Nasi Megono itu, berasal dari kata-kata sak merga-mergane ono. Selama ini di wilayah Desa Loano, Sego Megono merupakan jenis kuliner yang sangat familier. Karena dibuat oleh warga lokal dan digunakan oleh warga masyarakat saat akan panen. “Sego Megono, dibawa ke sawah sebagai ungkapan rasa syukur, bahwa kita bisa panen. Itu semua sifatnya miwiti atau memulai panen padi. Adapun ciri khas Sego Megono itu sendiri adalah jenis kuliner nasi yang dicampur dengan kedelai, kacang, kluwih, mbayung, ikan asin, dan berbagai sayuran lainnya,” tambahnya.

Kirab Festival Sego Megono dilepas oleh Camat Loano Laksana Sakti, AP, MSi, dari Halaman Balai Desa Loano menyusuri Jalan Raya Purworejo-Magelang, Pertigaan Pasar Loano, Masjid Al Iman Loano dan berbalik arah hingga finish di Pertigaan Pasar Loano. Di lokasi itu Nasi Megono kemudian dibeli menggunakan kupon dan dimakan bersama oleh warga masyarakat setempat.
Selain Festival Sego Megono dalam event yang sama juga digelar Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu. Peserta dari 20 RT yang ada di Desa Loano tersebut memamerkan berbagai hasil karya kuliner mereka kepada pengunjung dengan berjajar di pinggir jalan di sebelah panggung utama. Dalam festival itu juga diperlombakan dan dinilai. Bagi peserta terbaik akan dinobatkan sebagai juara dan memperoleh hadiah menarik dari panitia.
Sejak pagi hari ribuan warga masyarakat lokal maupun luar daerah tampak memadati arena pelaksanaan Festival Sego Megono dalam event yang sama juga digelar Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu. Salah satunya Cita Nurlita (20), pengunjung asal Kabupaten Wonogiri itu, menilai bahwa festival tersebut sangat bagus dan mampu menarik perhatiannya untuk menyaksikan secara langsung. “Secara kebetulan Kakak Saya sedang melakukan KKN di sini, kemudian saya diberitahu bahwa pada hari ini ada Festival Sego Megono serta Festival Jajanan Tradisional Non Beras dan Non Terigu. Saya sangat penasaran karena katanya evennya sangat bagus. Untuk mengobati rasa penasaran, saya lantas datang ke sini untuk menyaksikannya secara langsung,” paparnya.“Ternyata memang sangat asyik banget, bagi saya makan Sego Megono ini baru pertama kali dan ternyata rasanya enak serta unik di lidah. Acaranya menarik juga, bagus, ya semoga saja ke depannya penyelenggaraan event ini akan semakin sukses, semakin maju, serta rangkaian acaranya bisa ditambah-tambah lagi agar tidak membosankan dan lebih asyik lagi,” imbuhnya. (Eko Mulyanto)