
Diterapkannya kurikulum baru di Indonesia merupakan bentuk pembaharuan dari kurikulum lama. Perubahan kurikulum yang dimaksud yaitu pembaharuan dari kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Pada tahun pelajaran 2017/2018 semua sekolah bertahap melaksanakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru untuk membentuk kreativitas anak dan melatih keberanian anak.
Awal mula diberlakukannya kurikulum 2013 masih banyak pihak-pihak yang menentang atau kurang setuju dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini. Kemampuan guru dalam mempelajari pendekatan, strategi, model dan metode pembelajaran baru sangat dibutuhkan agar kompetensi siswa dapat tercapai. Selain kesiapan guru, kesiapan siswa menerima perubahan pembelajaran juga sangat penting dalam mencapai kompetensi. Kurikulum 2013 membentuk siswa melakukan pengamatan (observasi), bertanya dan menalar terhadap ilmu yang diajarkan. Siswa diberi mata pelajaran berdasarkan tema yang terintegragri agar memiliki pengetahuan tentang lingkungan, kehidupan dan memiliki pondasi pribadi tangguh dalam kehidupan sosial serta kreatifitas yang lebih baik. Pada pelaksanaan pembelajaran, guru mempunyai pengaruh besar sebagai pengendali dalam proses pembelajaran sehingga interaksi antara siswa dan bahan pembelajaran berjalan dengan efektif. Sistem penilaian bukan hanya dilihat pada hasil akhir anak tetapi dilihat dari sikap, perilaku dan keaktifannya di dalam kelas. Sehingga guru dituntut teliti dalam mengamati dan mengawasi perkembangan murid-muridnya. Sikap dan sifat anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika anak tumbuh pada lingkungan yang berkarakter. Ada tiga pihak yang memiliki peran penting terhadap pembentukan karakter anak yaitu: keluarga, sekolah dan lingkungan. Oleh karena itu pendidikan disetiap jenjang harus diselenggarakan secara terprogram dan sistematis mengarah pada nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Pendidikan karakter memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan motivasi untuk meraih prestasi. Sementara untuk menjadi manusia yang berkarakter dibutuhkan proses yang harus ditanamkan sejak dini, sehingga diharapkan dapat menghasilkan anak Indonesia yang cerdas kompetitif dan beraklak mulia.

Penulis : Desty Arba’atun Fitri
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Instansi: Universitas Muhammadiyah Purworejo