Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik yang tidak sama dengan mata pelajaran yang lain. Pada proses pembelajaran IPA siswa mendapatkan kesempatan yang besar dalam kegiatan discovery (penemuan). IPA berkaitan dengan bagaimana cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga dalam pembelajaran IPA tidak hanya pengetahuan tentang fakta, konsep, maupun prinsip namun ada proses penemuan. Hal tersebut mempengaruhi hasil belajar yang diharapkan, yaitu sikap ilmiah dan keterampilan proses. Kearifan lokal dapat dijadikan alternatif sebagai bahan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Pembelajaran berbasis keunggulan lokal tidak muncul begitu saja, akan tetapi terdapat acuan yang melandasinya. Acuan yang digunakan setidaknya pada dua hal, yaitu pembelajaran sebagai salah satu aspek pemenuhan tujuan pendidikan dan landasan yuridis kebijakan nasional pendidikan.
Pembelajaran berbasis budaya lokal merupakan penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya lokal sebagai bagian dari proses pembelajaran,budaya diintegrasikan sebagai alat bagi proses belajar untuk memotivasi siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan. Sutarno (2008) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Belajar tentang budaya
Belajar tentang budaya menempatkan budaya sebagai bidang ilmu. Budaya dipelajari dalam program studi khusus, tentang budaya dan untuk budaya.
- Belajar dengan budaya
Belajar dengan budaya terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode untuk mempelajari pokok bahasan tertentu. Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan budaya. Budaya dan perwujudannya menjadi media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.
- Belajar melalui budaya
Belar melalui budaya merupakan strategi yang memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang
diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru sekolah dasar menyebutkan bahwa media pembelajaran IPA berbasis kearifan lokal sangatlah membantu dalam memahami materi yang diberikan. Misal dalam pembelajaran IPA tentang siklus/keadaan alam di sekitar sekolah. Perbedaan antara media pembelajaran biasa dengan media pembelajaran kearifan lokal adalah ketika kita menggunakan media kearifan lokal secara tidak langsung memberikan wawasan tentang apa saja keunikan yang ada di daerah tersebut. Sehingga kita bangga akan daerah tempat tinggal kita dan dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa tentang media tersebut. Selain itu rasa untuk mencoba hal baru cukup berpengaruh untuk menanamkan konsep materi yang diajarkan.
Dalam pembuatan media pembelajaran berbasis kearifan lokal tentunya ada beberapa kesulitan, satiap pekerjaan pasti ada rintangannya tersendiri, karena hal ini juga untuk siswa maka sesulit apapun rintangan tersebut pasti ada solusi dan jalan keluarnya. Salah satu kendalanya media berbasis karifan lokal adalah kurang menyenangkan bagi siswa. Cara mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mensinkronkan materi terhadap media pembelajarannya,jangan sampai kita sudah membuat media tetapi tidak dapat di aplikasikan pada materi. Untuk itu,kita cari agar media tersebut dapat di aplikasikan dan dapat memudahkan siswa dalam menerima materi. Selain pembelajaran yang menyenangkan media pembelajaran kearifan lokal juga harus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara membuat media yang unik dan kreativ sehingga tumbuh rasa ingin tahu siswa,jika sudah tumbuh rasa ingin tahu,maka siswa dapar berperan aktif dan termotivasi dalam pembelajaran.
Oleh: Hanif Setiadi
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Instansi : Universitas Muhammadiyah Purworejo