Sejak Juni 2015 pendidikan di Indonesia hukumnya wajib bagi masyarakat yaitu 12 tahun. Terdapat dalam UUD Negara RI tahun 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran” dan pasal 31 ayat (2) dinyatakan secara tegas bahwa “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Tujuan dari wajib belajar 12 tahun adalah untuk mencerdaskan bangsa, untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan dalam bidang apapun.
Adanya wajib belajar 12 tahun maka diberlakukan pula pembelajaran kurikulum tematik terpadu. Kurikulum tematik terpadu dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik/pembahasan. Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta kreativitas dengan menggunakan tema. Kurikulum terpadu berfungsi sebagai Preventif, Korektif, dan Konstruktif. Ciri-ciri kurikulum terpadu memicu siswa untuk belajar aktif dan mandiri guna mencapai hasil belajar yang maksimal serta mendorong guru agar lebih luwes dalam mengelola pembelajaran di kelas. Guru dituntut bukan hanya sebagai guru di dalam kelas, tetapi juga harus menjadi seorang komunikator, pedorong kegiatan belajar, pengembang alat-alat belajar, penyusun organisasi, manajer sistem pengajaran dan pembimbing baik di sekolah maupun di masyarakat.
Berhasil tidaknya suatu pendidikan sangat bergantung pada implementasi kurikulum karena terkait dengan berlakunya kurikulum 2013 yang merupakan faktor dan alasan dalam mengembangkan kurikulum, seperti tantangan dimasa depan. Peserta didik harus dipersiapkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keterampilan sebagai bekal menggapaim kesuksesan dimasa depan. Kunci sukses utama yang menentukan keberhasilan kurikulum 2013 adalah kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Fadillah (2014), kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah. Selain itu, guru juga merupakan faktor kedua yang menentukan keberhasilan guru karena guru merupakan faktor penentu berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar.
Pada masa pandemi seperti ini pembelajaran kurikulum tematik terpadu mengalami kendala, diawal pandemi para guru dan orang tua bingung bagaimana mengajarkan pembelajaran ke anak. Guru kesulitan untuk menerangkan materi karena sarana dan prasarana yang kurang memadai, sedangkan orang tua kesulitan membantu anak karena kurangnya pemahaman materi yang tidak dipahami. Guru harus memutar otak agar bisa mengajarkan ke murid-muridnya supaya mereka tidak tertinggal pembelajaran. Maka diharapkan siswa untuk belajar secara mandiri dan guru berusaha untuk menjadi fasilitator siswanya. Dalam masa pandemi ini, pemerintah juga menyarankan agar kurikulum tidak membebani peserta didik, maka didesain kurikulum yang sangat sederhana dan tidak terbelit-belit.
Muhasim (45) menjelaskan bahwa di desanya guru datang secara langsung ke beberapa rumah muridnya untuk meberikan penjelasan langsung, atau mengumpulkan beberapa murid untuk belajar bersama dan dibagi beberapa kelompok. Dengan begitu muridnya tidak akan tertinggal pembelajaran. Pada saat ini beberapa sekolah sudah mulai aktif, tetapi belum sepenuhnya produktif seperti dulu. Ada sekolah yang membagi jadwal masuk menjadi 2 kloter yaitu pagi jam 07.30-09.00 dan siang 09.30-11.00, adapula yang seminggu hanya 3 kali masuk dengan jam belajar hanya 2 jam. Banyak kesulitan yang dialami guru, siswa maupun orang tua pada saat pandemi seperti ini. Di sekolah mengajarakan hanya 2 jam untuk guru waktunya sangat kurang, karena dengan materi yang sangat banyak dan waktu pertemuan yang sangat singkat apalagi daya tangkap anak yang berbeda-beda. Tetapi para siswa dan orang tua tetap bersyukur karena dengan begitu siswa bisa menanyakan secara langsung materi yang belum dipahami kepada gurunya. Baik guru, peserta didik maupun orang tua berharap semoga pandemi ini segera berakhir dan pembelajaran tatap muka akan produktif seperti dahulu lagi.
Nama : Dewi Setya Ningrum
Data mahasiswa : Mahasiswa semester 6 PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo