HOTS (Higher Order Thinking Skill) merupakan proses berpikir yang mengharuskan siswa untuk memanipulasi informasi yang ada dan ide-ide dengan cara tertentu yang memberikan mereka pengertian dan implikasi baru.(Gunawan-2013). Maka dari itu banyak sekali hal-hal dan strategi yang harus dikembangkan dalam meningkatkan Keterampilan/kemampuan berpikir terbagi menjadi dua, yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) (Coffman, 2013). Menurut Lewis & Smith (1993) perbedaan antara lower dan higher order thinking yaitu apabila keduanya dapat diajarkan bersama di kelas, untuk individu tertentu, kebutuhan untuk menggunakan pemikiran tingkat tinggi akan tergantung pada sifat tugas dan sejarah intelektual seseorang. Newman (1990) melalui penelitan eksperimen menggunakan 5 sekolah pilihan, menjelaskan bahwa LOTS berupa pemikiran tingkat rendah yang hanya menuntut aplikasi rutin atau mekanis dari informasi yang diperoleh sebelumnya seperti daftar inormasi yang sebelumnya dihafal dan memasukkan angka ke dalam formula yang telah dipelajari sebelumnya. Di samping itu Newman (1990) memaparkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi menantang siswa untuk menafsirkan, menganalisis, atau memanipulasi informasi.
Higher order thinking skills bila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti keterampilan berpikir yang lebih tinggi. Pemikiran tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan menyimpan dalam memori yang saling terkait serta mengatur ulang dan memperluas informasi untuk mencapai tujuan atau menemukan kemungkinan jawaban dalam situasi membingungkan (Lewis & Smith, 1993). HOTS terdiri dari berpikir kritis, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dan berpikir kreatif. Secara lebih lanjut Lewis & Smith (1993) mengatakan setiap disiplin ilmu butuh pemikiran tingkat tinggi untuk menambah pengetahuan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berpikir sehingga dapat digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.
Metode pendekatan pembelajaran tematik terpadu meliputi tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep. Keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS merupakan kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif hierarki tinggi dari taksonomi berpikir Bloom. Pembelajaran HOTS membagi menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. HOTS merupakan bagian dari ranah kognitif yang bertujuan untuk mengasah keterampilan seputar tentang pengetahuan. Ketiga ranah tersebut merupakan instrumen yang terdapat pada assesment pembelajaran. Pembelajaran IPA sendiri mencakup aspek produk, proses, sikap, dan aplikasi yang nantinya terdapat pada assesment pembelajaran tematik. Sehingga diperlukan aspek HOTS pada assesment pembelajaran tematik muatan pelajaran IPA siswa sekolah dasar.
Dari beberapa definisi diatas kita dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi beberapa pembelajaran suatu tema, yang menekankan peserta didik dalam belajar dan pemberdayaan dalam pemecahan masalah, sehingga hal ini dapat menumbuhksn kreatifitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka untuk belajar berfikir kritis. Landasan pembelajran tematik sebagai berikut, a). Landasan filosofis yang dipengaruhi tiga aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme, b). Landasan psikologis yang berkaitan dengan psokologis peserta didik, c). Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik tematik sekolah dasar berkaitan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik sekolah dasar. Adapun adapun prinsip yang mendasari pemebelajaran tematik adalah terintregasi dengan lingkungan atau bersifat konstektual, memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa matar pelajaran atau bahan kajian, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyful learning), memberikan pengalaman langsung yang bermakan bagi peserta didik, dan menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam satu proses pembelajaran tertentu. Karakterisik yang ada dapat membuat sebuah konsep pendekatan pembelajaran tematik yan terpadu khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pendidikan Ipa untuk mendorong siswa sekolah dasar untuk berfikir ktitis dalam setiap pembahasannya.
Oleh : Erika Wulandari
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo