Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Pendidikan idealnya tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan agar sejalan dengan situasi masyarakat yang selalu berubah dan berkualitas.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dan selalu diberikan pada setiap jenjang pendidikan. Akan tetapi, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD), hingga dewasa ini sering melupakan dimensi proses yang ada. Pembelajaran dilakukan lebih mengutamakan dimensi produk yang berupa hasil pada buku saja. Berkaitan dengan dimensi IPA sebagai produk dan proses, maka pembelajaran yang dilakukan seharusnya mengajarkan bagaimana pengetahuan tersebut ditemukan sendiri oleh siswa itu sendiri.
Joolingen (dalam Rohim, dkk., 2012:2) menjelaskan bahwa “Discovery Learning adalah suatu tipe pembelajaran dimana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dengan mengadakan suatu percobaan dan menemukan sebuah prinsip dari hasil percobaan tersebut”.
“Discovery Learning merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri dan reflektif” (Suryosubroto, 2002:192).
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning di SD terutama pada mata pelajaran IPA menjadi sangat tepat dikarenakan model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan. Model Pembelajaran Discovery Learning memiliki beberapa kelebihan, meliputi pertama, menambah pengalaman siswa dalam belajar. Kedua, memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat lagi dengan sumber pengetahuan selain buku. Ketiga, menggali kreatifitas siswa. Keempat, mampu meningkatkan rasa percaya diri pada siswa. Kelima, meningkatkan kerja sama antar siswa.
Hal tersebut lebih didukung lagi berdasarkan beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning. Beberapa hasil penelitian menjelaskan bahwa hasil belajar dalam pembelajaran IPA setelah diterapkan Model Pembelajaran Discovery Learning mengalami peningkatan yang signifikan.
Metode yang digunakan adalah observasi dan eksperimen / tindakan ilmiah.
Metode eksperimen merupakan metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning di SD terutama pada mata pelajaran IPA menjadi sangat tepat dikarenakan model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan. Model Pembelajaran Discovery Learning memiliki beberapa kelebihan, diantaranya menambah pengalaman siswa dalam belajar, memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat lagi dengan sumber pengetahuan selain buku, menggali kreatifitas siswa, mampu meningkatkan rasa percaya diri pada siswa, dan meningkatkan kerja sama antar siswa.
Hal tersebut lebih didukung lagi berdasarkan beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning. Beberapa hasil penelitian menjelaskan bahwa hasil belajar dalam pembelajaran IPA setelah diterapkan Model Pembelajaran Discovery Learning mengalami peningkatan yang signifikan.
Dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang memiliki minat belajar tinggi. Sesungguhnya untuk siswa yang memiliki minat belajar rendah dalam penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning juga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Jadi yang penting dilakukan adalah meyakinkan siswa yang memiliki minat belajar rendah untuk mau aktif dan terlibat di dalam proses pembelajaran.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Model Pembelajaran Discovery Learning memiliki beberapa kelebihan, pertama menambah pengalaman siswa dalam belajar. Kedua, memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat lagi dengan sumber pengetahuan selain buku. Ketiga, menggali kreatifitas siswa. Keempat, mampu meningkatkan rasa percaya diri pada siswa. Kelima, meningkatkan kerja sama antar siswa. (*)
Oleh : Rahmatul Khairunisa
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.