
Pandemi Covid-19 merupkan hal yang tidak asing didengar ditelinga kita saat ini. Diawali pada tahun 2020 hingga saat ini, dampak dari panndemipun masih belum ditemukan solusinya. Adapun salah satu dampak dari pandemi Covid-19 ini yaitu pemberhentian aktivitas belajar disekolah. Dampak tersebut merupakan kebijakan dari pemerintah. Tujuannya tak lain adalah mengurangi angka kerumunan yang dapat memicu penyebaran virus Covid-19. Menyadari pentingnnya proses pendidikan disekolah, tentunya kebijakan tersebut tetap memiliki dampak negative bagi siswa, terlebih pada jenjang sekolah dasar. Jenjang sekolah dasar merupakan jenjang siswa menempu sekolah yang masih sangat membutuhkan pendampingan belajar. Kagiatan belajar dirumah tidak bisa selalu diandalkan untuk siswa memahami materi pelajaran secara mandiri, terlebih pada siswa kelas rendah. Kelas rendah (1, 2, 3) merupakan proses siswa yang masih berfikir secara kongkret. IPA yang hakikatnya mempelajari tentang alam, membutuhkan penjelasan lebih mendalam akan materi yang akan dipelajari.
Bimbingan belajar (BIMBEL) IPA merupakan suatu bentuk sikap peduli mahasiswa PGSD UM Purworejo (Siti Umu Sofiyah) sebagai pendampingan belajar siswa SD selama belajar di rumah. BIMBEL dilakukan didesa Piji kabupaten Bagelen kabupaten Purworejo. kegiatan pertama yang dilakukan ialah observasi keadaan lapangan, dimana untuk mengetahui adakah siswa yang bersedia didampingi belajarnya. Selanjutnya bimbel dilakukan dengan mendatangkan siswa pada suatu tempat yang sama (salah satu rumah warga) untuk dibimbing kegiatan belajarnya. Sebanyak 7 anak (terdiri dari kelas 3 dan 4) berpartisipasi Dalam kegiatan ini. Peran mahasiswa (Siti Umu Sofiyah) dalam bimbel ini menempatkan diri sebagai guru kedua, artinya bimbingan tidak hanya sekedar menyelesaikan tugas-tugas sekolah akan tetapi turut menjelaskan materi-materi yang dipelajari. Kegiatan bimbel dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan dihabislkan untuk 1 pembelajaran materi IPA, hakikatnya dalam satu subtema terdiri dari tiga materi pelajajaran yang sama, artinya tiga pertemuan tersebut menghabiskan satu subtema dengan fokus mata pelajaran IPA. Kegiatan ini diharapkan memberikan manfaat serta membantu siswa yang kesusahan dalam proses belajar mandiri. (*)

Oleh : Siti Umu Sofiyah
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo