Adanya wabah Corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda di berbagai negara salah satunya ialah Indonesia. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi lembaga pendidikan, untuk melawan Covid-19 pemerintah melarang untuk berkerumun, pembatasan sosial (Social distancing), dan menjaga jarak (physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang pembelajaran tatap muka dan memerintahkan pembelajaran secara daring. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial, antara lain menggunakan Google clasroom, zoom, google meet dan yang lainnya. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan niilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, dimana berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong – royong. Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk karater yang bersumber dari Agama, Pancasila dan Budaya.
Pendidikan karakter melalui pembelajaran daring saat ini dianggap minim oleh para orang tua peserta didik meskipun pembelajaran daring ini difasilitasi oleh teknologi yang memadai. Menurut Thomas Lickona menekankan dalam pendidikan karakter yang baik terdapat tiga komponen yaitu: (1) Memiliki Pengetahuan tentang moral dan etika dalam bermasyarakat, (2) Memiliki perasaan yang sesuai dengan moral, (3) Melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai moral. Untuk mencapai ketiga karakter tersebut diperlukan tiga tempat pendidikan yang bekerja secara bersamaan yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat. Di rumah orang tua harus menanamkan karakter yang kuat, memberikan rasa aman terhadap anak-anak agar mereka merasa dekat dengan orang tuanya dan menjadikan orang tuanya sebagai tempat madrasah yag pertama.
Pendidikan karakter melalui pembelajaran daring (online) pada saat ini peserta didik dapat tetap diawasi dan dkontrol oleh guru walaupun belum secara optimal seperti pembelajaran langsung disekolah. Salah satunya dengan memberikan lembar kontrol karakter. Ada banyak karakter positif yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013 seperti memiliki sifat religius, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, percaya diri dan lain-lain. Guru dapat mengembangkan lembar kontrol untuk diberikan kepada orang tua. Lembar kontrol tersebut kemudian dinilai oleh guru, setelah itu guru memberikan umpan balik, kemudian menguatkan karakter yang sudah baik dan mengubah karakter yang masih tidak sesuai. Karakter peserta didik bisa membentuk visi misi sekolah. Setiap mata pelajaran selalu ada bagian karakter yang harus dikembangkan, pihak sekolah memberikan informasi tentang nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan, dari orang tua dapat diajak berkomunikasi. Adanya pandemi maka guru, orang tua dan masyarakat harus bekerjasama dan bersinergi membangun pendidikan. Pembelajaran dominan tidak dilakukan dengan tatap muka sehingga menjadi tantangan guru dalam proses pendidikan karakter tersebut. (*)
Oleh : Catur Annisa
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo