Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur Bangsa Indonesia yang tertulis indah di Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Banyak hal yang telah dilakukan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita tersebut, seperti wajib belajar 9 tahun, wajib belajar 12 tahun, dan bantuan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk sekolah yang telah dicanangkan bertahun-tahun lalu.
Untuk saat ini bahkan ada Tujuh Program Prioritas Pendidikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ketujuh program itu adalah pembiayaan pendidikan, digitalisasi sekolah, sekolah penggerak dan guru penggerak, peningkatan kualitas kurikulum dan asesmen kompetensi minimum, revitalisasi pendidikan vokasi, program kampus merdeka serta pemajuan budaya dan bahasa.
Program-program tersebut tentulah diharapakan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Apalagi di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini, program digitalisasi pendidikan memang sangat diperlukan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang paham dan mampu berkembang secara kreatif di zaman digital ini. Tentunya dengan adanya digitalisasi pendidikan akan mempercepat dan meningkatkan akses pendidikan yang belum merata, terutama di daerah pinggiran yang akses pendidikannya agak terhambat. Namun, apakah digitalisasi pendidikan ini akan berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan.
Sebelum membahas hambatan digitalisasi pendidikan, perlu dipahami apa itu digitalisasi. Digitalisasi adalah proses peralihan media baik tercetak, video maupun audio menjadi bentuk digital yang nantinya akan digunakan untuk membuat arsip digital. Digitalisasi ini tentunya terkait dengan penggunaan internet, aplikasi maupun perangkat lunak untuk menunjang keberhasilan dari program ini.
Digitalisasi akan tercapai bila jaringan internet di negara kita baik dan lancar serta menyeluruh ke seluruh penjuru negeri. Namun, apakah jaringan internet di Indonesia sudah cukup baik untuk menunjang keberhasilan dari program itu? Hal tersebut yang menjadi hambatan pertama dalam pencapaian keberhasilan dari digitalisasi pendidikan. Mengingat tujuan dari digitalisasi adalah untuk mempercepat dan meningkatkan pendidikan secara menyeluruh di seluruh pelosok negeri, namun nyatanya jaringan internet di Indonesia masih kurang memadai. Di daerah Pulau Jawa saja akses internet masih susah untuk dijangkau, khususnya di daerah pinggiran. Jika di Pulau Jawa saja seperti itu, maka bagaimana dengan daerah di pelosok Pulau Papua yang sampai saat ini akses internetnya masih sangat susah untuk didapatkan. Ada dua hal yang menjadi faktor susahnya akses internet, pertama adalah ketidakmerataan pembangunan dan yang kedua adalah kemampuan finansial individu dalam mendapatkan akses internet.
Untuk pemerataan pembangunan di Indonesia memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Namun, bukan berarti kita harus menyalahkan pemerintah, namun justru sebaliknya kita harus mendukung pemerintah agar pemerataan perekonomian di Indonesia bisa berjalan dengan baik, contohnya ketaatan dalam membayar pajak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan atau membuat ide-ide kreatif yang dapat membantu pemerataan ekonomi di seluruh negeri.
Ketidakmerataan pembangunan akan mempengaruhi kinerja di setiap daerah di mana hal tersebut juga akan memengaruhi keberhasilan digitalisasi pendidikan di daerah itu. Mungkin saja keberhasilan digitalisasi pendidikan akan lebih cepat tercapai di daerah perkotaan bila dibandingkan dengan daerah pinggiran. Kecepaatan keberhasilan ini tergantung dari akses internet yang memadai di daerah tersebut.
Bisa dibayangkan jika di suatu daerah dengan kepadatan penduduk tertentu tidak memiliki akses internet karena pembangunan di daerah tersebut cukup lambat. Maka keluaran dari pendidikan di daerah itu tentunya akan berbeda dengan daerah yang pembangunannya baik. Sehingga tingkat keberhasilan digitalisasi juga akan terpengaruh, karena pembangunan di daerah tersebut tidak dapat mendukung keberhasilan dari digitalisasi pendidikan.
Hal kedua adalah kemampuan finansial individu dalam memperoleh akses internet. Hal ini adalah masalah pribadi, namun tentu saja akan mempengaruhi keberhasilan digitalisasi pendidikan. Pada kenyataannya, tidak semua orang mempunyai gawai untuk mempermudah diriya berkomunikasi. Untuk berkomunikasi saja susah, bagiamana dengan memperoleh akses pendidikan secara digital.
Tidak sedikit di negara ini, yang satu rumah hanya memiliki satu gawai untuk berkomunikasi dan itupun digunakan secara bersama-sama. Bahkan mereka masih ada yang menggunakan gawai model lama, sehingga belum bisa digunakan untuk mengakses internet.
Lalu bagaimana mereka akan memperoleh akses digitalisasi apabila fasilitasnya saja tidak mereka miliki. Selain itu, terkadang meski mereka memiliki gawai yang dapat digunakan untuk akses internet, masih saja ada hambatan di sini. Hambatan tersebut adalah kemampuan mereka untuk membeli kuota internet atau untuk menyediakan akses wifi di rumah. Tidak semua orang mampu membeli secara konsisten kuota internet, jadi terkadang mereka akan terlambat mengetahui perkembangan terakhir.
Tidak dapat dibayangkan apabila kedua hal tersebut terjadi bersamaan. Selain hidup di daerah yang pembangunannya lambat, ditambah kemampuan finansial yang kurang, bagaimana pendidikan yang diharapkan akan tercapai? Tentulah akan sangat susah dan memerlukan banyak perjuangan.
Mungkin dua hal itu yang akan menghambat digitalisasi pendidikan di Indonesia. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat umum. Pembayaran pajak yang sesuai aturan, juga termasuk salah satu cara yang dapat kita lakukan. Apabila masyarakat dapat tertib dan taat membayar pajak, kemudian pemerintah amanah, cermat dan professional dalam mengolah uang pajak untuk pembanguan dan membuka lapangan kerja. Kemungkinan besar digitalisasi pendidikan dapat terwujud dari dana yang ada.
Keberhasilan pendidikan dapat kita peroleh apabila ada sinergi dan harmonisasi antara pemerintah dengan masyarakat. Ketika pemerintah dapat mengolah dengan baik pajak yang diperoleh dari rakyat untuk keberhasilan digitalisasi pendidikan maka terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan berhasil. (*)
Oleh : Alldafa Ibnu Jiddan
Penulis Adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.