
Perkembangan teknologi berbanding lurus dengan perkembangan dan tingkat kebutuhan manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Salah satu bentuk teknologi yang beberapa dekade terakhir mengalami perkembangan pesat adalah teknologi informasi. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan manusia terhadap komunikasi karena hakikatnya perilaku manusia adalah untuk berkomunikasi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Dalam ilmu sosiolog dikemukakan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, manusia harus saling berkomunikasi dan berinteraksi langsung antar sesama. Namun demikian pada kehidupan sosial saat ini, sepertinya istilah makhluk sosial yang berunsurkan interaksi dan komunikasi langsung semestinya perlu ditelaah dan dikaji ulang.
Zaman dan teknologi telah merubah pola dan sistem kehidupan sosial masyarakat modern. Teknologi yang mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan secara cepat dan tak terduga memberi dampak yang sangat besar terhadap kehidupan sosial manusia. Melakukan kontak secara langsung diasumsikan sebagai sesuatu yang ribet, tidak memberi keuntungan, membuang-buang waktu, dan bahkan ada yang mengatakan sesuatu yang telah ketinggalan zaman.
Berbagai dampak negatif dan positif pun bermunculan. Sementara itu untuk dampak positif dari kemajuan teknologi bisa kita lihat di masa pandemik seperti sekarang ini, dimana saat itu kita dihimbau agar tidak boleh melakukan aktivitas pendidikan, maupun bekerja, secara tatap muka langsung. Di era pandemik ini teknologi sangat membantu manusia dalam menjalankan aktivitasnya.
Namun tak terelakkan juga bahwa ada dampak negatif dari perkembangan teknologi saat ini, dimana manusia menjadi anti sosial, lebih egois, atau lebih mementingkan dirinya sendiri. Berkomunikasi dan berinteraksi tanpa saling menatap atau bertemu memang sangat praktis dan efisien, akan tetapi perlu kita sadari bahwa manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang harus berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya secara langsung. Hal itu dilakukan guna menciptakan kehidupan sosial yang sehat dan seimbang, jangan sampai terjadi suatu kehidupan sosial yang egois dan individualis.
Untuk mencegahnya, perlu ditanamkan edukasi kepada generasi muda agar sadar terhadap dampak buruk yang bisa terjadi manakala dalam sebuah kehidupan sosial lebih dominan rasa egois dan individualisnya yang muncul ke permukaan. Akan lebih baik lagi jika diajarkan dan ditanamkan pentingnya rasa kebersamaan, kegotongroyongan kepada anak-anak usia dini. Sehingga kelak akan muncul generasi-generasi modern namun masih selalu mengedepankan rasa kebersamaan, peduli terhadap sesama serta menjunjung tinggi rasa kegotongroyongan.(*)
Penulis Adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Oleh : Fatina Nisa Nastiti Putri
Penulis adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar