Sekolah pada dasarnya merupakan sebuah lembaga yang diperuntukan bagi para siswa, pengajaran siswa atau murid dengan di bawah pengawasan guru. Lembaga pendidikan ini biasanya bersif formal, non formal dan informal, tergantung dimana pendiriannya, penyelenggara dilakukan oleh negara atau swasta. Adapun tujuannya adalah untuk memberikan pengajaran, mengelola dan mendidik para siswa atau murid melalui bimbingan yang diberikan oleh para pendidik atau guru.
Sehingga sekolah juga merupakan instansi tempat pendadaran bagi anak-anak, remaja hingga pemuda-pemudi calon pemimpin masa depan bangsa. Mereka digembleng tentang logika alam, Pendidikan Kewarganegaraan, ilmu pengetahuan sosial, berhitung dan sebagainya.
Selain materi tadi juga diajari tentang tingkah laku, sopan santun, kepedulian dan budi pakerti luhur. Diharapkan setelah lulus sekolah dan bekerja atau bahkan menjadi seorang pemimpin akan memiliki kepedulian tinggi, cerdas, bijak dan mempunyai tingkah laku yang bagus.
Sebagai bekal tambahan selama menjalani proses pendidikan di sekolah, siswa juga diberikan pilihan untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, guna menambah wawasan dan juga pengalaman, yang kelak akan sangat berguna bagi siswa tadi untuk memudahkan dalam berlatih berorganisasi, bermasyarakat maupun untuk mencari pekerjaan. Selain itu mengikuti kegiatan ekstrakulikuler akan lebih banyak mengenal teman, baik dari lingkungan sekolah maupun sekitarnya.
Adapun kendala yang sering dialami oleh siswa adalah sulit memahami. Hal itu terjadi karena banyak hal, ada juga siswa yang memang sulit untuk memahami pelajaran yang diajarkan. Akan tetapi tidak mau bertanya kepada guru, namun ada juga yang terkendala pada faktor tidak suka dengan gurunya.
Sering terjadi, ada siswa yang sulit memahami pelajaran karena tidak suka dengan sang guru. Karena banyak guru yang menerapkan Metode Perpekstif. Sekolah seharusnya menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi siswa. Namun, terkadang faktanya sebaliknya, karena metode belajar mengajar yang diterapkan justru membuat siswa tidak senang belajar.
Namun, di berbagai sekolah masih banyak dijumpai pengajar yang dalam proses belajar mengajar menerapkan perspektif lama. Siswa dituntut untuk disiplin dan paham akan pelajaran di sekolah. Hal ini menyebabkan hal utama yang seharusnya diperoleh siswa di sekolah menjadi terabaikan. Permasalahan ini sangat penting untuk dicarikan solusinya agar para siswa lebih nyaman dalam belajar.
Salah satunya adalah dengan memperbaiki metode belajar mengajar yang diterapkan di sekolah. Tujuannya adalah agar siswa merasa senang dengan sistem kegiatan belajar yang berlangsung. Dengan demikian, dapat mencegah siswa stress, tidak membolos dan tidak trauma untuk belajar.
Kondisi belajar mengajar menjadi tidak menyenangkan bagi siswa karena kejar tayang kurikulum. Biasanya, guru telah mengajarkan semua materi sesuai kurikulum tanpa memperhatikan apakah siswa telah paham atau belum.
Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus maka belajar menjadi tidak efektif. Siswa belajar di sekolah bukan karena senang melainkan hanya untuk memenuhi kewajiban sehingga siswa mudah lupa terhadap materi yang dipelajari.
Berbeda jika siswa belajar atas dasar suka. Tentunya siswa memiliki ingatan yang kuat, bahkan akan tertarik untuk memperdalam materi yang disukainya sehingga kemampuannya menjadi berkembang. Kondisi tersebut lebih berharga dibandingkan siswa hanya dapat menyelesaikan soal ujian. (*)
Oleh : Anisatul fatona
Penulis Adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.