Oleh : Desi Dyah Utami, Maternus Roberto Ati, Titi Lestari
Dampak adanya kenaikan harga bahan dasar atau bahan baku hampir dirasakan oleh semua pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) utamanya bagi mereka yang bergerak di bidang usaha makanan. Bahkan kenaikan tersebut hampir menyeluruh, seperti harga sembilan bahan pokok (sembako) berupa beras hingga bumbu dapur ikut naik.
Selain itu, harga minyak goreng, gas elpiji, tepung terigu dan gula pasir juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kondisi tersebut diperparah dengan sempat menghilangnya bahan-bahan tadi di pasaran, sehingga jarang dijumpai atau langka, menjadikan warga masyarakat cukup kesulitan untuk mendapatkannya.
Kenaikan harga bahan baku juga dirasakan oleh Pemilik Usaha Chia Donat, Melia Anjarsari (29), yang beralamat di Pasar Deli, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dimulai dari awal tahun 2022, harga minyak goreng dan mentega mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga minyak goreng yang sebelumnya hanya di kisaran Rp 14.000,00 per liter, mengalami kenaikan menjadi Rp 20.000,00 per liternya. Kenaikan harga minyak goreng sangat berpengaruh pada usaha donat, mengingat dalam pengolahannya membutuhkan minyak goreng untuk menggoreng adonan donat.
Selain minyak goreng pengusaha donat juga membutuhkan bahan baku berupa tepung terigu dan gula pasir. Pada awal bulan Maret 2022 lalu harga tepung terigu dan gula pasir juga ikut mengalami kenaikan harga. Gula pasir biasa digunakan sebagai pemanis dan juga toping atau hiasan tersendiri pada donat.
Terkait kenaikan harga bahan baku tersebut menimbulkan masalah cukup serius bagi pelaku pengusaha donat, karena bila ditotal dari beberapa harga jenis bahan baku tadi, otomatis akan membuat bengkak biaya produksinya. Sehingga akan menggerus keuntungan pengusaha dari penjualan donat. Kenaikan harga bahan baku cukup membuat dilematis bagi pengusaha donat, ia bimbang dan bingung diantara dua pilihan yang sulit. Apakah harus menaikkan harga donat atau mengurangi volume donat atau memperkecil ukuran donat. Misalnya dari ukuran semula dengan berat 30 gram dikurangi beratnya menjadi 20 gram.
Setelah melalui banyak pertimbangan dan proses cukup lama, akhirnya Pemilik Usaha Chia Donut, Melia Anjarsari, lebih memilih untuk mengurangi volume donat atau ukuran donat daripada harus menaikkan harga produk donatnya. Dengan pertimbangan jika menaikkan harga donut, akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, yang dikhawatirkan akan menurunkan omset penjualan produk donat itu sendiri.
Melia Anjarsari berharap harga-harga bahan baku donat bisa stabil atau harga turun seperti semula, sehingga produksi akan normal kembali. Baik dari sisi volume atau ukuran donut maupun harganya. Di sisi lain, stabilitas harga bahan baku sangat dibutuhkan oleh pengusaha seperti dirinya itu, karena stabilitas harga sebagai bahan pertimbangan utama dalam menentukan harga produk. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Data Penulis :
1. Nama : Desi Dyah Utami
Prodi : Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
2. Nama : Maternus Roberto Ati
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
3. Nama : Titi Lestari
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta