
Model Pembelajaran Blended Learning, kini semakin populer dengan adanya masa pandemi yang sudah terjadi sejak tahun 2020. Model tersebut dinilai lebih efektif daripada menggunakan model pembelajaran sebelumnya yang hanya dengan tatap muka. Pembelajaran Blended Learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan beberapa unsur, diantaranya model tatap muka, belajar mandiri, dan pembelajaran berbasis komputer atau online.
Pembelajaran Blended Learning juga dapat digunakan pada Kurikulum 2013, yang mana memuat standar isi, proses, dan standar penilaian sehingga terkait langsung dengan teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran Blended Learning tentunya terdapat perbedaan kelebihan dan kekurangan jika diterapkan di daerah pedesaan dan perkotaan.
Kelebihan Pembelajaran Blended Learning jika diterapkan di daerah pedesaan, membuat perubahan pada siswa, dari belajar secara tradisional menjadi belajar dengan memafaatkan teknologi serta bantuan media online. Selain itu terjadi pula perubahan dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pasa siswa. Pembelajaran Blended Learning juga dinilai lebih hemat waktu dan biaya. Guru dan siswa juga dapat berdiskusi di luar jam pelajaran tatap muka dan guru dapat dengan mudah menambahkan materi pelajaran kepada siswa.
Kemudian, kekurangan Pembelajaran Blended Learning jika diterapkan di daerah pedesaan, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, kebanyakan di daerah pedesaan fasilitas tersebut belum mendukung. Selain itu akses internet di daerah pedesaan juga masih menjadi masalah para siswa. Dari pihak guru mengalami kesulitan dalam membuat desain cara pembelajaran atau materi yang menarik bagi siswa sehingga siswa mudah bosan. Selain itu juga masih minimnya guru yang melek teknologi sehingga pembelajaran tidak berjalan semestinya. Guru juga perlu memikirkan strategi dalam memaksimalkan Pembelajaran Blended Learning.
Adapun kelebihan Pembelajaran Blended Learning jika diterapkan di daerah perkotaan. Umumnya masyarakat di daerah perkotaan sudah lebih mengenal teknologi sehingga pelaksanaan pembelajaran online bisa berjalan lancar. Disamping itu Pembelajaran Blended Learning merupakan pembelajaran yang fleksibel, siswa bisa belajar dimana saja yang membuat mereka nyaman dengan bantuan internet sehingga siswa tidak perlu datang ke sekolah. Kemudian di hari berikutnya siswa bisa datang ke sekolah untuk mendapatkan timbal balik dari gurunya terkait apa yang telah dipelajari sebelumnya.
Sementara itu, Kekurangan Pembelajaran Blended Learning jika diterapkan di daerah perkotaan, ternyata masih mengalami kesulitan dalam mendesain cara pembelajaran atau materi yang akan disampaikan, sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Selain itu, guru juga harus meluangkan waktu untuk mengatur pembelajaran, seperti mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan instrumen pembelajaran dan menjawab berbagai pertanyaan dari siswa yang masih belum memahami materi pelajaran.
Melalui Pembelajaran Blended Learning, siswa dituntut menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan dalam pembelajaran dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa sebagai pelajar yang tertib. Model Pembelajaran Blended Learning memberikan pengaruh yang positif terhadap pembelajaran, mulai dari motivasi belajar, proses berlangsungnya pembelajaran, hingga hasil belajar siswa. Model Pembelajaran Blended Learning ini sangan cocok diterapkan di masa pandemi seperti saat ini. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Data Penulis:
1. | Nama | : Antika Rizka Saputri |
Mahasiswa Jurusan | : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan | |
Perguruan Tinggi | : Universitas Muhammadiyah Purworejo | |
2. | Nama | : Aini Munawarah Nurd |
Mahasiswa Jurusan | : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan | |
Perguruan Tinggi | : Universitas Muhammadiyah Purworejo | |
3. | Nama | : Tiara Dwi Damayanti |
Mahasiswa Jurusan | : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan | |
Perguruan Tinggi | : Universitas Muhammadiyah Purworejo | |
4. | Nama | : Wahdaniyah Sekar Rahma |
Mahasiswa Jurusan | : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan | |
Perguruan Tinggi | : Universitas Muhammadiyah Purworejo | |
5. | Nama | : Umi Wasilatur Rohmah |
Mahasiswa Jurusan | : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan | |
Perguruan Tinggi | : Universitas Muhammadiyah Purworejo | |
6. | Nama | : Anggraini Sulistya |
Mahasiswa Jurusan | : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan | |
Perguruan Tinggi | : Universitas Muhammadiyah Purworejo |