
Oleh: Inggrit Nada Prahasdita
Salam Pendidikan! Bismillahirrahmanirrahim perkenalkan nama saya Inggrit Nada Prahasdita dengan Nim 212180128, kelas 4D. Sebagai mahasiswa Semester 4 prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Purworejo, wajib mengambil mata kuliah Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan Dosen Pengampu Ibu Nur Ngazizah,S.Si.M.Pd. Mata kuliah ini membahas mengenai konsep dasar di SD, mengetahui proses pembelajaran IPA untuk anak SD, menganalisis kurikulumnya, teori belajar yang cocok untuk siswa SD, ketrampilan IPA, analisis buku materi IPA SD, media dalam pembelajaran IPA SD, model dan metode pembelajaran IPA SD.
Pada pertemuan ke-11 adalah membuat media dan mahasiswa mempresentasikannya. Ibu Nur Ngazizah,S.Si.M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah, memberikan 3 jenis pilihan media pembelajaran IPA berupa; pop up book, alat peraga inovatif, dan berbasis multi media.

Saya, Inggrit (Nim 212180128) memilih untuk membuat media pembelajaran berbasis Aplikasi dengan tema “Multimedia Interaktif” yang bisa diunduh pada smart phone android. Latar belakang dari pembuatan Aplikasi ini adalah hasil pengamatan saya terhadap anak SD di lingkungan sekitar rumah banyak yang sudah pandai mengoperasikan smart phone.

Aplikasi IPAS Benda yang Elastis dibuat dengan menggunakan aplikasi SAC 3 (Smart Apps Creator 3) yang dioperasikan melalui PC. Memang bila awal membuat terasa sulit karena belum terbiasa dengan tampilan dan menu bar software tersebut. Pengerjaan dalam membuat aplikasi ini kurang lebih 3-4 minggu karena terdapat animasi yang di desain sendiri menggunakan AR Zone selain itu juga perlu disesuaikan dengan background yang cocok.

Aplikasi ini mudah dan ringan sehingga tidak menyita banyak RAM hp anda, hanya 65 Mb. Saat dipresentasikan, Apk Benda yang Elastis mendapat sambutan hangat dan penilaian yang bagus dari reviewer salah satunya Femi Hidayati mengatakan, “Apk ini sangat bagus karena kita di era abad 21 dengan teknologi semakin canggih maka membuat orang-orang juga harus bisa memanfaatkan kecanggihan dalam teknologi, Apalagi seperti yang kita tahu bahwa banyak anak kecil yang sudah bermain menggunakan hp sehingga Apk ini cocok digunakan sebagai media pembelajaran ditambah aplikasi yang dibuat Inggrit terdapat skor pemerolehan dalam mengerjakan evaluasi, dengan adanya skor yang keluar maka anak-anak akan merasa tertantang untuk mendapat nilai yang tinggi.”
Aplikasi bisa di unduh dengan melalui chat DM instagram: @bbydobykim_ yang nantinya akan dipandu bagaimana cara mengunduh aplikasi tersebut di HP android anda. Saya juga menyediakan link () untuk mengunjungi aplikasi tanpa mengunduh terlebih dahulu, tentunya akan mendapat kualitas yang lebih rendah daripada jika aplikasi di install pada HP android anda terlebih dahulu.
Simulasi pembelajaran menggunakan media telah dilakukan selama 4 pertemuan dengan siswa sekolah dasar kelas 4. Simulasi dilakukan di Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo dengan jumlah siswa 5 anak. Dalam simulasi dilakukan menggunakan modul ajar yang disusun sesuai kurikulum merdeka, menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan. Terdapat ice breaking dalam tiap pertemuan, pertanyaan pemantik, pembelajaran dilakukan dalam kelas dan diluar kelas, serta terdapat game dalam pembelajaran. Setiap pertemuan terdapat tugas yang dikerjakan siswa di Lembar Kerja Peserta Didik. Satu pertemuan terdiri oleh apersepsi (kegiatan pembuka) yang harus ada motivasi dan pertanyaan pemantik, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan poin penting guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

Pada pertemuan pertama, apersepsi dengan motivasi dilarang melakukan perundungan/kekerasan terhadap teman. Ice breaking adu kecepatan untuk melatih konsentrasi sehingga peserta didik siap menerima materi yang diberikan. Kompetensi awal dari pertemuan pertama ini adalah Peserta didik dapat mengidentiifikasi gaya pegas disekitarnya. Pertanyaan pemantik berupa, “Benda apa yang kalian lihat pada gambar?”, “Pernahkah kalian bermain karet gelang?”, “Bagaimana cara kalian bermain karet gelang?”. Hal ini dilakukan agar siswa terpancing rasa ingin taunya, juga untuk mendorong siswa aktif berdiskusi. Kegiatan inti dilaksanakan sesuai sintak Problem Based Learning dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Profil pelajar pancasila yang tertanam pada kegiatan simulasi pertemuan pertama berupa; kreativitas (kemampuan siswa dalam membentuk sampul karet), bergotong royong (penugasan kelompok), dan bernalar kritis (siswa menjawab pertanyaan dari kegiatan yang sudah dilakukan). Kemudian siswa menyajikan hasil/presentasi.
Pertemuan kedua berada diluar kelas agar membuat suasana baru yang menyegarkan, apersepsi diisi dengan motivasi; memulai semua kegiatan dengan berdoa agar mendapat berkah dan ridho Allah SWT. Pertanyaan pemantik, “Apa pengaruh gaya pegas terhadap benda?”. Kegiatan ice breaking berupa sawah-galeng dengan mengutamakan konsentrasi, ketepatan dan kecepatan peserta didik. Permainan ini terbukti menyenangkan untuk anak SD karena saat melakukan permainan ini suasana anak menjadi periang dan senang. Diharapkan dengan perasaan yang senang maka siswa dapat menyerap ilmu yang diberikan. Masih dengan model dan metode pembelajaran yang sama seperti pertemuan ke-1.
Pada pertemuan ke-2, peserta didik melakukan kompetisi untuk memanfaatkan karet gelang dalam melemparkan bola kertas sejauhnya. Setelah melakukan praktik demonstrasi siswa diberikan penugasan dan dikerjakan pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan di presentasikan. Kemudian kegiatan penutup, materi disimpulkan oleh guru dan siswa.
Pertemuan kedua dirasa efektif untuk pembelajaran maka pada pertemuan ketiga masih berada diluar kelas menyatu dengan alam. Model pembelajaran dengan menggunakan model Discovery learning yang berpusat pada siswa dan menekankan pada pengalaman belajar. Motivasi pada kegiatan apersepsi kali ini adalah konsentrasi bahwa satu ucapan dapat mempengaruhi semua tindakan yang berkesinambungan dengan Ice breaking yang dilakukan.
Peserta didik diminta untuk mencari harta karun berupa kertas yang berisi soal. Dengan cara permainan membentuk ular naga dan hanya posisi belakang yang diperbolehkan untuk membuka mata dan berbicara. Setelah menemukan dan menjawab soal maka peserta didik menyajikan jawaban yang sudah didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Untuk kelompok yang benar akan mendapat apresiasi berupa makanan ringan.
Pertemuan simulasi terakhir, pertemuan ke-4 dilakukan didalam kelas. Pada pertemuan ini Aplikasi IPAS Benda yang Elastis digunakan. Dalam aplikasi terdapat kompetensi yang harus dicapai, materi pembelajaran yang disertai dengan gambar, musik, video dan contoh yang detail, kemudian terdapat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa setelah adanya pertemuan ke-1, 2, dan 3. Fokus dalam pertemuan ke-4 adalah evaluasi yang dikerjakan langsung ppada aplikasi. Petunjuk pengerjaannya adalah mengklik gambar buah pada jawaban benar. Bila sudah maka akan muncul jawaban yang dipilih benar atau salah. Di akhir evaluasi terdapat score yang muncul sehingga guru dan siswa bisa langsung mengetahui nilai yang diperoleh.
Hasil evaluasi yang didapat pada pertemuan ke-4 kelompok 1 mendapat nilai 100 dan kelompok 2 mendapat nilai 80. Saat bermain perangkat multimedia ini peserta didik merasa senang dan muncul rasa ingin tahu yang tinggi seperti, “Gambarnya (animasi) bagus.”, “menyenangkan.”, “Berapa lama kaka membuat aplikasi ini?”, “Aplikasinya tidak memakai internet data?”.
Setelah empat kali pertemuan dalam simulasi IPAS, dapat diperoleh penilaian sikap peserta didik berikut ini:
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN OBSERVASI
Rubrik:
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
- Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
- Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten
- Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten
- Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
- Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
- Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
- Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
- Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
- Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
- Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten
- Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
- Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Kunjungi laman sosial media Inggrit untuk menonton konten, video simulasi, cara mengunduh aplikasi Benda yang elastis, dan cara mengoperasikan aplikasi:
Youtube : https://youtube.com/@inggritnadaprahasdita
Instagram : http://surl.li/icarr
Tiktok : http://bitly.ws/IEsY
Kurikulum merdeka merupakan konsep pendidikan dari Ki Hajar Dewantara, yakni manusia merdeka yang artinya mandiri dan tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain, pendidikan hendaknya dapat mengembangkan sejumlah aspek dalam anak didik bukan sekedar penilaian terhadap kognitifnya saja. Profil Pelajar Pancasila adalah upaya dalam penguatan karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Semoga dengan perubahan kurikulum merdeka, pendidikan di Indonesia bisa mengimbangi pendidikan negara maju. Sekian dan terima kasih. Salam, Pendidikan! (*)
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo