
Oleh: Maerlin Windtari Utami
Dosen Pembimbing : Nur Ngazizah, S.Si., M.Pd.
Model pembelajaran KOBERANSI (Konseptual dan Bermain Peran serta Simulasi) merupakan perpaduan antara model pembelajaran konseptual dan bermain peran serta simulasi. Pembelajaran konseptual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi yang ada di dunia nyata dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota dari keluarga dan masyarakat.
Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan dan kebutuhan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan menjadikan proses belajar mengajarnya lebih efisien serta efektif.
Komponen utama dari model pembelajaran konseptual ialah (i) Kontruktivistik (constructvism) mengembangkan bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksikan sendiri pengetahuannya serta keterampilannya; (ii) Menemukan (inquiry); (iii) Bertanya (questioning), (iv) Masyarakat belajar (learning community; (v) Pemodelan (modeling); (vi) Refleksi (reflection); (vii) Penilaian yang riil (authentic assessment).
Pembelajaran Bermain peran dan simulasi merupakan model pembelajaran yang didalamnya terdapat perilaku berpura-pura (acting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan, dimana siswa menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatiskan dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Aspek dari Bermain peran dan simulasi ialah (i) Mengambil peran (role playing); (ii) Membuat peran (role marking); (iii) Tawar-menawar peran (role negotiation).
Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran KOBERANSI dengan bantuan media puzzle dan ular tangga pada materi fungsi tubuh tumbuhan kelas IV dilakukan dalam 4 kali pertemuan dengan 2 subjek siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) yang bernama Cinta dan Kaela.
Pada pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah mengajak siswa untuk berkeliling pada sekitar rumah guna mengenal bagian tubuh tumbuhan. Perkenalan bagian tubuh tumbuhan dimulai dari bagian tubuh tumbuhan yang terlihat seperti daun, batang, bunga, dan buah. Selain itu mengenalkan bahwasannya warna daun tidak hanya hijau akan tetapi ada yang kuning dan coklat.
Selain warna kita juga menemukan perbedaan bentuk daun. Berbeda dengan daun, kita juga menemukan macam-macam batang, yaitu batang basah dan batang berkayu. Selain daun dan batang, kita juga menemukan perbedaan warna serta bentuk bunga serta buah pada setiap pohon atau tumbuhan. Setelah itu, memperkenalkan bagian tubuh tumbuhan yang tidak terlihat yaitu akar.
Pertemuan kedua, kegiatan yang dilakukan ialah mengenal fungsi dari setiap bagian tubuh tumbuhan dengan bantuan media pembelajaran berupa puzzle. Pertama, memperkenalkan tentang media pembelajaran puzzle. Setelah itu meminta Cinta dan Kaela untuk menyusun puzzle dengan benar. Setelah puzzle jadi, kegiatan selanjutnya adalah menjelaskan fungsi setiap bagian tubuh tumbuhan. Lalu meminta Cinta dan Kaela untuk membacakan fungsi dari setiap bagian tubuh tumbuhan agar lebih paham.
Pertemuan ketiga, mengajak Cinta dan Kaela bermain ular tangga untuk lebih memahamkan fungsi setiap bagian tubuh tumbuhan. Peraturan dari permainan ular tangga ialah jika pemain mendapatkan ular maka ia harus turun, lalu untuk melanjutkan langkahnya pemain harus menjawab soal dari kartu soal dengan benar. Jika pemain tidak dapat menjawab maka pemain tidak boleh melanjutkan langkah. Begitu pula saat pemain mendapat tangga, sebelum pemain menaikki tangga pemain harus menjawab soal dari kartu soal dengan benar, jika pemain tidak dapat menjawab maka pemain tidak boleh menaikki tangga atau tetap diam. Akan tetapi setelah gilirannya ia harus melanjutkan langkah sesuai dengan skor/poin yang diperoleh.
Setelah selesai melakukan permain ular tangga, mengajak Cinta dan Kaela untuk bermain peran dan membuat peran. Cinta berperan sebagai akar dan batang sedangkan Kaela berperan sebagai daun, bunga, dan buah. Dalam bermain peran ini, Cinta dan Kaela diminta untuk menjelaskan fungsi berdasarkan peran yang telah diambil.
Pertemuan keempat, kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi. Kegiatan ini dilakukan dengan meminta Cinta dan Kaela untuk menyelesaikan soal yang telah diberikan. Soal terdiri atas 10 pilihan ganda dan 5 essay. Berdasarkan nilai yang diperoleh, Cinta mendapat nilai 95 sedangkan Kaela mendapat nilai 100. Berdasarkan proses pembelajaran dan evaluasi dapat disimpulkan bahwa Cinta dan Kaela telah memahami fungsi setiap bagian tubuh tumbuhan.(*)
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.