Oleh: Ira Herawati Widyasari Pusporini
Suatu pagi yang sangat cerah saya berkunjung di suatu tempat di daerah kabupaten Purworejo, tepatnya di Desa Mayungsari Kecamatan Bener. Awalnya saya bingung harus naik apa untuk sampai ke tempat tujuan karna jarak yang lumayan jauh dari rumah. Sesampainya di desa tersebut saya disambut oleh anak-anak kecil yang sedang bermain dengan teman sebayanya. Nah, disitulah saya mengambil kesempatan untuk berbagi ilmu tentang Energi yang tersimpan dengan menggunakan media pembelajaran sederhana namun jarang digunakan ketika pembelajaran di sekolah mereka.
Tak begitu lama saya bersama anak-anak menuju ke SD Negeri Mayungsari untuk belajar bersama. Tak kuasa anak-anak sangat berantusias untuk belajar bersama, hingga keceriaan timbul begitu saja. Pada pertemuan Pertama, Saya mengulas sebuah materi tentang Apa itu energi yang tersimpan ? dengan menggunakan media Pop Up Book dan juga Gelembung sabun. Energi yang tersimpan adalah suatu energi yang berada di suatu keadaan yang dimana tersimpan dan jika digunakan saaat dibutuhkan. Energi ini biasa disebut dengan Energi Potensial. Energi potensial ini dipengaruhi oleh ketinggian yang disebut dengan energi gravitasi. Selain ketinggian ada juga dengan pengaruh elastisitas benda yang biasa disebut energi pegas. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh gerak suatu benda yang disebut dengan energi kinetik. Awalnya siswa tidak memahami tentang apa itu energi yang tersimpan, namun saya menggunakan pop up book yang telah saya buat sedemikian rupa dimana buku itu berisi tentang rincian materi. Di pertengahan saya menggunakan media gelembung sabun dimana siswa mencoba memperagakan dengan menggunakan tangkai pepaya yang dicelupkan ke dalam air yang sudah tersampur dengan sabun yang kemudian meraka tiup sekuat mungkin akhirnya menghasilkan gelembung yang sangat cantik. Saya menjelaskan bahwa adanya angin yang keluar dari tubuh manusia sehingga menghasilkan gelembung yang keluar dari pelepah pepaya. Anak-anak sangat senang dan gembira menggunakan media tersebut, karena tidak pernah guru di sekolah nya menggunakan hal tersebut. Di akhir pembelajaran pertama, saya menunjuk salah satu anak untuk menyimpulkan apa yang telah mereka dapatkan hari ini.
Pada pertemuan yang kedua, dengan materi yang sama yaitu energi yang tersimpan saya jelaskan kembali sebelum menggunakan media pembelajaran berupa spikers (Spiral kertas ). Anak-anak dengan begitu tanggap mereview materi yang sebelumnya. Ketika praktik menggunakan spiral membutuhkan sebuah lilin, korek api, benang, kertas, dan juga tangkai. Kertas itu digunting menyerupai spiral dan digantung dengan benang. Kemudian saya menyalakan lilin dengan korek api. Dilanjutkan meletakan spiral tersebut diatas api yang membuat benda itu memutar keatas karna dipengaruhi oleh panas dari api. Anak-anak sangat terkejut ketika melihat hal aneh tersbut. Sehingga banyak pertanyaan yang diajukan kepada saya. Selain hal itu dapat dipahami bahwa sumber panas terbesar yang tersimpan di bumi adalah matahari. Dari hal tersebut siswa menyadari bahwa adanya cahaya matahari dan tumbuhan sangat berperan aktif di kehidupan yaitu dengan adanya proses fotosistesis yang dilakukan oleh daun dengan bantuan cahaya matahari, klorofil, dan karbondioksida bahkan air. Sehingga menghasilkan oksigen yang digunakan oleh makhuluk hidup untuk bernapas. Hal ini anak-anak pun menilai bahwa ipa memang menyenangkan. Namun satu yang harus diperhatikan yaitu praktik ini sebaiknya didampingi oleh orang dewasa, karena api sangat berbahaya. Pada akhir pembelajaran, seperti pertemuan sebelumnya saya meminta satu anak untuk menyimpulkan materi pada pertemuan kedua ini.
Pada pertemuan ketiga, kali ini ada yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. Yaitu dengan mengadakan diskusi di akhir pembelajaran dan mempresentasikan di depan kelas. Pada awal pembelajaran saya mereview petemuan ke-2 yaitu tentang energi panas bahwa api dapat membuat spiral berputar dengan indah. Kemudian di pertemuan kali ini saya mencoba untuk menggunakan alat peraga kincir air yang dibuat sesederhana mungkin dan anak-anak sangat antusias untuk mencobanya. Energi potensial ini berasal dari aliran air yang dibantu dengan generator sehingga dapat menjadi pembangkit listrik tenaga air yang biasa disebut PLTA. Salah satu anak mencoba memperagakan dengan menuangkan air pada tamppungan yang terbuat dari potongan botol bekas yang disalurkan dengan sedotan dan mengaliri kincir air yang membuat alat tersebut erputar dengan baik. Saaat salah satu anak memperagakan, anak yang lainnya memperhatikan metode ketika penggunaan alat dengan benar dan harapannya dapat membuat alat tersebut dengan lebih baik. Setelah percobaan saya memberikan tepuk jari yang dikombinasikan dengan mata pelajaran matematika dan senibudaya yaitu menyanyi agar siswa tidak bosan dan tidak mengantuk. Mereka sangat senang dan kembali bersemangat untuk belajar. Setelah selesai, saya membagi menjadi 3 kelompok dalam kelas yang masing-masing beranggotakan 2 anak. Tugas tiap kelompok yaitu mendiskusikan apa yang telah mereka dapatkan setelah eksperimen yang beru saja mereka coba. Setelah 5 menit berlangsung saya meminta perwakilan kelompok untuk enuliskan hasil dari diskusi tersebut. Setelah itu saya mereview kembali materi 3 pertemuan yaitu tentang energi yang tersimpan guna persiapan untuk pertemuan selanjutnya yaitu evaluasi. Saya berpesan untuk semua siswa agar belajar dengan mencari wawasan dari berbagai sumber.
Tak terasa pertemuan keempat bersama dengan anak-anak yang sangat pintar . Kegiatan terakhir ini saya gunakan untuk mengevaluasi setelah tiga kali pertemuan yang berlalu. Sebelum kegiatan dimulai saya memancing pengetahuan mereka dengen menggunakan bola pintar yang dimana bola diputarkan seperti ular dengan menyanyikan lagu balonku ada lima. Ketika sampai terkhir bola itu di salah satu tangan anak-anak maka dia akan menjawab pertanyaan dari ibu guru. Setelah itu beberapa menit berlangsung ibu guru membagikan lembar jawab guna menyelesaikan soal yang telah dibacakan oleh ibu guru. Guru memberikan waktu selama 20 menit untuk mengerjakan soal. Setelah selesai hasil jawaban dikumpulkan di meja guru dan ditutup dengan doa bersama. Karna ini merupakan pertemuan terakhir maka pada saat selesai berdoa dilanjutkan dengan berjabat tangan satu per satu.
Demikian rangkaian kegiatan simulasi alat peraga dan pop up book topik B tentang energi yang tersimpan. Penilaian anak-anak terhadap alat peraga dan cara mengajar sangat memuaskan dan sangat ingin saya menjadi gurunya di SD N Mayungsari. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan kekreatifan anak-anak dalam memanfaatkan barang bekas dan dari alam sekitar. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.