Pembelajaran merupakan proses penting yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Pada sistem pendidikan tahun ini, pemerintah menetapkan kurikulum Merdeka sebagai kurikulum yang digunakan pada setiap satuan pendidikan. Tetapi, dalam pelaksanaanya banyak dijumpai kendala yang dialami oleh guru dan siswa. Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai salah satu Universitas yang menaungi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang bermutu sangat baik, menugaskan setiap mahasiswa untuk melakukan observasi dan wawancara guna mencari dan memberikan Solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Proses observasi dan wawancara dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 3 Oktober 2023 di SD Muhammadiyah Purworejo dilakukan oleh 5 orang mahasiswa dengan sasaran kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, dan kelas 5. Sebelum melakukan observasi dan wawancara, kami mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan ditanyakan kepada guru setiap kelas. Pertanyaan pokok tadi dikembangkan oleh setiap anggota sesuai dengan keadaan kondisi masing-masing kelas. Setelah melakukan perizinan pada kepala sekolah, kami berpencar untuk melakukan pengamatan langsung pada kelas masing-masing.
Pada kelas 1, siswa terlihat begitu aktif dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru. Sebagian besar siswa sudah dapat membaca dan menulis, tetapi sebagian besar siswa memiliki kecederungan minat pada berhitung. Hal ini tentu menjadi suatu kelebihan yang baik, tetapi sayangnya hal ini menyebabkan minat membaca mereka menjadi kurang. Setelah melakukan observasi, selanjutnya adalah tahap wawancara pada guru. Guru menuturkan bahwa siswa kelas 1 memang sangat aktif, tetapi keaktifan mereka msih belum bisa sepenuhnya dikendalikan mengingat anak kelas 1 adalah fase awal peralihan dari Taman Kanak-Kanak. Sehingga guru harus ekstra sabar dalam menghadapi siswa.
Kelas 2 memiliki karakteristik yang mirip dengan kelas 1. Siswa pada kelas 2 memiliki antusias yang tinggi, tetapi lebih mudah dikondisikan karena sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan SD. Kendala yang didapat pada di kelas 2 SD Muhammadiyah ini yaitu mengenai karakteristik siswa yang memang sedang aktif sekali. Jadi, dari strategi untuk mengkondisikan siswa masih kurang. Namun, semuanya dapat berjalan lancar daari mulai pembukaan sampai penutup. Terlebih siswa-siswa disana sangat welcome, yang menjadikan mereka lebih mudah untuk dikondisikan.
Sementara itu, kelas 3 memiliki karakteristik yang berbada dengan kelas 1 dan kelas 2. Siswa kelas 3 memiliki karakteristik yang lebih pendiam dan pemalu. Hal ini dapat terjadi karena guru hanya menerapkan model pembelajaran ceramah di kelas. Sehingga perhatian masih terfokus pada guru dan siswa tidak memiliki rasa inisiatif untuk lebih aktif di dalam kelas. Saat observasi berlangsung, guru kelas 3 mengeluhkan minimnya sarana prasarana yang memadai di SD, guru tersebut juga menceritakan kesulitan mengajar siswa selama mengajar di SD Muhammadiyah Purworejo. Kesulitan yang di dapatkan adalah masih banyak siswa yang mungkin bosan dengan pembelajaran.
Pada kelas 4 memiliki karakter siswa yang selalu ingin tahu dan mencoba hal baru dengan melakukan eksperimen secara langsung sesuai minat belajar siswa atau diferensiasi. Karena siswa lebih suka untuk praktek, maka dari itu lebih memudahkan dalam penerangan materi yang secara langsung dengan benda nyata atau kongret. Alat peraga yang dibutuhkan untuk materi Wujud Zat dan Perubahnnya dan materi Mengubah Bentuk Energi.
Sementara itu, pada kelas 5 juga memiliki karakteristik pemalu yang mirip dengan siswa kelas 3. Selama proses pembelajaran guru lebih sering menerangkan materi dengan menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu, siswa tidak memiliki kesempatan untuk aktif didalam pembelajaran. selain itu, pemahaman siswa dalam belajar juga masih kurang akibat penyampaian guru yang masih membingungkan. Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berkomuniakasi anak khususnya dalam mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada setiap kelas di SD Muhammadiyah Purworejo, perlu diketahui bahwa model dan media pembelajaran yang diterapkan di kelas sangat berpengaruh pada suasana siswa di kelas. Pembelajaran yang terfokus pada guru akan menyebabkan siswa mengalami kendala pada komunikasi, pemahaman materi, dan keaktifan di dalam kelas. Sementara itu, pembelajaran yang terfokus pada siswa akan membuat kelas terasa hidup dan lebih ceria. Oleh karena itu, guru sebagai pengkoordinir kelas perlu mengikuti dan memahami sistem pendidikan terbaru yang berlaku agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan sekaligus mecetak generasi muda yang berkualitas. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo
___________________________________________________________________________________________________________
Kelompok Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo :
- Nur Adilah (212180131/PGSD)
- Regita Ayu Andini (212180140/PGSD)
- Nova Juwita Fitri (212180127/PGSD)
- Bayu Fatah Alam (192180100/PGSD)
- Harris Setiawan (212180148/PGSD)