Oleh: Fariski Julianti, Candra Listi, Luthfiatun Nafi’ah
Sampah tidak hanya cukup dibuang pada tempatnya, namun juga perlu diolah menjadi sesuatu yang mempunyai manfaat dan nilai guna. Salah satu cara kreatif untuk mengolah sampah adalah dengan bank sampah yang menggunakan paradigma mencegah timbulnya sampah (reduce), menggunakan ulang sampah (reuse), serta mendaur ulang sampah (recycle).
Sampah merupakan salah satu yang menjadi permasalahan lingkungan, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan yang sampai saat ini belum tertemukan solusinya. Keterbatasan tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Tegalaren, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, memberikan masalah pada sampah. Jumlah sampah yang semakin meningkat setiap harinya, baik sampah perumahan maupun sampah lainnya.
Terdapat salah satu program yang ada di Desa Tegalaren tentang pengelolaan sampah yaitu: adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah, pemaksimalan pengelolaan sampah tingkat desa, pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik, kerajinan tangan, kegiatan bersih lingkungan serta pengelolaan pemilhasan sampah yang baik dan benar, sehingga pada pertengahan tahun 2019 silam terbentuklah Bank Sampah.
Bank Sampah Gayuh Mentari menjadi suatu program yang sampai saat ini masih berjalan dengan lancar dengan anggota pokok pengelola terdiri dari 7 orang yang merupakan ibu – ibu PKK setempat.
Bank sampah menjadi salah satu alternatif dalam strategi pengelolaan sampah ( Donna 2016 ).
Bank sampah yaitu suatu tempat dimana teller bank sampah melakukan pelayanan kepada nasabah atau penabung sampah (Suwerda 2012).
Sedangkan bank sampah menurut Unilever adalah suatu sistem pengelolaan sampah secara kolektif yang mendorong peran aktif dari masyarakat.
Bank Sampah Gayuh Mentari di Desa Tegalaren merupakan salah satu tempat pengelolaan sampah yang masih aktif sampai saat ini. Kehadiran bank sampah merupakan bentuk kearifan lokal yang menunjukkan bahwa masyarakat sudah memiliki kesadaran dan kepedulian untuk mengubah sampah bernilai lebih ekonomis.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah kami lakukan, bahwa sebagian masyarakat telah sadar akan pentingnya pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan. Akan tetapi ada sebagian masyarakat yang kurang tertib dalam penyetoran sampah tersebut.
Dengan adanya peningkatan sampah dari rumah tangga yang semakin meningkat setiap harinya ini akan berdampak buruk bagi lingkungan. Apalagi perlatan yang digunakan untuk pengelolaan sampah belum lengkap ataupun mewadahai, serta kurangnya pengetahuan pengelola sampah terhadap sampah kain dan pampres bekas.
Tujuan dari adanya bank sampah ini yaitu untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan hasil dari penyetoran sampah tersebut akan dijakikan tabungan yang nantinya digunakan untuk membayar pajak bumi tiap tahunnya. Karena mayoritas masyarakat berpencaharian sebagai petani, sehingga danya bank sampah tersebut dapat meringankan beban pembayaran pajak tanpa menunggu ahsil panen.
Masyarakat dapat memilah dsampah organik dan anorganik. Dari sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos yang nantinya akan dijadikan pupuk alami petani setempat atupun dujual untuk dijadikan uang. Sedangkan sampah yang anorganik seperti plastik, kaleng, kardus itu bisa dijadikan sebuah kerajinan seperti lampion, baju gaun dari plastik dan lain sebagainya yanag nantinya digunakan untuk acara-acara seperti karnaval di desa setempat tanpa mengeluarkan biaya yang banyak. Sampah tersebut juga akan dijual kembali untuk dilakukan daur ualang ke sebuah pabrik.
Menurut Rinawati dkk (2017) bahwa bank sampah mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
Pembentukan bank sampah harus diintegrasikan dengan gerakan program 4R sehingga warga akan memperoleh manfaat langsung, tidak hanya secara ekonomi, juga terwujudnya kesehatan lingkungan, dengan kondisi komunitas yang bersih, hijau, nyaman, dan sehat (Asteria, 2015).
Manfaat dari keberadaan bank sampah adalah meningkatkan ekonomi masyarakat, terciptanya lingkungan yang bersih sehingga tingkat kesehatan masayrakat juga semakin baik, dan juga terjalin interaksi social yang lebih baik diantara masyarakat (Novianty, 2013).
Suatu program tidak akan berhasil jika tidak mendapat dukungan baik dari masayarakat maupun pemerintah setempat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap pengurus Bank Sampah Gayuh Mentari Desa Tegalaren yang telah dilakukan tim kami yatu terdapat beberapa permasalahan yang telah dialami mitra/ pengelola. Permasalahan pokok ini harus dicarikan jalan keluar, beberapa permasalahan tersebut diantaranya:
1) Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah
2) Tantangan bau sampah saat pemilahan sampah
3) ketidaktahuan tentang pengelolaan sampah kain dan pampres bekas
4) Kurangnya alat untuk mengelola sampah tersebut.
Sampah yang tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan masalah bagi lingkungan sekitar. Dengan adanya sampah yang mengalami peningkatan setiap harinya maka perlu pengelolaan sampah secara maksimal. Partisipasi masyarakat merupakan hal yang penting dalam pengelolaan lingkungan.
Menurut pasal 28 ayat 1 undang – undang RI No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yang berbunyi “masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan sampah sangat dibutuhkan demi terwujudnya lingkungan yang baik, sehat, bersih, dan rapi.” Pengelolaan sampah tersebut difokuskan pada 2 kegiatan berikut:
- Meminimalisir sampah, dengan perilaku minim sampah (reduce), pemanfaatan lagi (reuse), dan proses kembali (recycle)
- Pengolahan sampah, meliputi kegiatan :
- Dipilah berdasarkan karakter sampah
- Dikumpulkan dan sementara ditampung di bank sampah
- Diangkut dengan memindahkan sampah ke TPA
- Pemroresan untuk diubah sifatnya sampah
berikut beberapa jenis sampah:
- Sampah yang mengandung B3 dan/atau Limbah B3 (mengandung berbagai logam berat seperti merkuri, nikel, timbal)
- Sampah yang mudah terurai oleh proses alam.
- Sampah yang dapat diguna ulang
- Sampah yang dapat didaur ulang
Tujuan utama pembentukan bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah sehingga seiring berjalannya waktu juga menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih.
Bank sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis. Manfaat bank sampah di desa Tegalaren untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan pada petugas bank sampah tersebut untuk membayar pajak.
Adapun kendala Kendala bank sampah yang berada di desa Tegalaren tersebut yaitu belum dapat mengolah limbah kain bekas seperti celana ataupun baju dan juga belum dapat mengolah limbah popok bayi karena terkendala alat dan anggota bank sampah tersebut.
Menurut pengelola Bank Sampah Gayuh Mentari Desa Tegalaren dari tahun 2019-2023 sampah yang paling mendominasi di Desa Tegalaren adalah sampah plastik, yang ke 2 sampah organik, ke 3 sampah kaleng, ke 4 logam. Akan tetapi pengelola sampah tidak menyebutkan berapa persen tentang sampah tersebut. Menurut pengelola Bank Sampah Gayuh Mentari rata-rata masyarakat menyetorkan sampah seberat 5 kg. Jika penanganan sampah tersebut tidak maksimal maka sampah yang ditimbun akan semakin bnayak di Bank Sampah Gayuh Mentari Desa Tegalaren dan dapat mengakibatkan bau. Oleh karena itu diperlukankan strategi untuk mengatasi masalah timbunan sampah. Salah satu strategi yang diambil dari Desa Tegalaren yaitu dengan Mendirikan Bank Sampah.
Dengan adanya bank sampah tersebut diharakan masyarakat untuk berpartisipasi dan aktif penyetoran sampah guna untuk mendapatkan keuntungan untuk membayar pajak juka terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, rapi, dan nyaman.
Dengan adanya pengelolaan yang baik maka sampah an organik akan memiliki harga yang bernilai ekonomis. Kehadiran bank sampah mendapat respon yang positif dari masyarakat. Bank sampah dirasa cukup efektif dalam pengelolaan sampah. Hal ini karena bank sampah melibatkan warga secara aktif.
Dengan adanya bank sampah Gayuh Mentari di Desa Tegalaren, maka tumbuhlah masyarakat yang peduli akan pentingnya kebersihan lingkungan. Selaian itu tumbuhlah kreatifitas dari pengelolaan sampah plastik seperti botol dan galon. Warga senantiasa dengan adanya tabungan bank sampah tersebut tidak merasa keberatan saat pembayaran pajak bumi tanpa menunggu masa panen.
Tujuan utama pembentukan bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah sehingga seiring berjalannya waktu juga menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.
Manfaat bank sampah di desa Tegalaren untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan pada petugas bank sampah tersebut untuk membayar pajak.
Adapun kendala Kendala bank sampah yang berada di desa Tegalaren tersebut yaitu belum dapat mengolah limbah kain bekas seperti celana ataupun baju dan juga belum dapat mengolah limbah popok bayi karena terkendala alat dan anggota bank sampah tersebut.
Bank sampah Gayuh Mentari di desa Tegalaren masih memiliki kendala dalam mengolah sampah sehingga tidak semua sampah dapat diolah ataupun didaur ulang. Adapun sampah yang belum dapat diolah pada bank sampah Gayuh Mentari yaitu sampah berupa limbah kain seperti pakaian bekas dan juga belum dapat mengolah limbah popok bayi karena pada bank sampah Gayuh Mentari di desa Tegalaren masih terkendala pada alat dan anggota bank sampah.
Diharapkan adanya kendala ini dari pihak panitia bank sampah ataupun perangkat desa di desa Tegalaren untuk memberikan solusi maupun fasilitas agar tercapainya bank sampah yang memadahi dan harapannya lebih maju dari sebelumnya. Sehingga mepasukan pada bank sampah di desa Tegalaren semakin meninggat guna untuk membayar pajak warga masyarakat di desa Tegalaren.