Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang. Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya itu terbentuk dari beberapa unsur yang rumit. Diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa, karya seni, sistem agama dan politik. Bahasa sama halnya dengan budaya, yakni suatu bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Sedangkan, Budaya Asing adalah kebudayaan yang datang dari luar daerah yang diterima dan dijalani oleh suatu masyarakat yang tinggal di daerahnya sendiri. Budaya lokal bisa disebut sebagai kebudayaan asli daerah tersebut.Masuknya budaya asing ke Indonesia disebabkan dengan adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan sehingga dapat menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh budaya yang datang dari luar.
Menurut Soerjono Soekanto masuknya budaya asing ke Indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak Positif
Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian Indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
Modernisasi dapat terwujud apabila masyarakatnya memiliki individu dengan ciri atau sikap modern, antara lain sebagai berikut dirangkum berbagai sumber.
- Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal baru dan terbuka pada perubahan
- Bersifat individualisme, maksudnya menjadi individu yang bebas memilih, menentukan, dan bertanggung jawab atas kesuksesan ataupun kegagalan atas diri dan tindakannya sendiri
- Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini dan dapat bersikap demokratis
- Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
- Mengutamakan rasionalitas yang ditunjukkan dengan sikap percaya diri dan penuh perhitungan
- Muncul diferensiasi atau keragaman di bidang tenaga kerja seperti keterampilan, kecakapan, dan lainnyaFaktor Pendorong Modernisasi
Modernisasi dipengaruhi oleh faktor pendorong, antara lain:
- Kontak dengan kebudayaan lain yang menyebabkan manusia saling berinteraksi dan menghimpun penemuan baru
- Keterbatasan kondisi dan potensi masyarakat dalam menghadapi masalah dan tantangan zaman
- Sistem masyarakat terbuka (open stratification) yang memungkinkan adanya gerak sosial baik itu secara horizontal maupun vertikal yang lebih luas.
- Sikap kelompok masyarakat sebagai elite baru yang berperan sebagai agen perubahan
- Pemikiran yang berorientasi masa depan sehingga mendorong terciptanya hal atau penemuan baru sesuai dengan tuntutan zaman yang kian modern
- Peranan pemerintah dalam menyediakan persyaratan sosial, politik dan ekonomi yang diperlukan untuk modernisasi
Dampak Negatif
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya, kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
Kenakalan remaja yaitu perilaku menyimpang dari norma-norma hukum perdana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri.Jenis -jenis kenakalan remaja antara lain, penyalahgunaan narkoba,seks bebas,tawuran antar pelajar.Kenakalan remaja disebabkan oleh remaja itu sendiri (internal) maupun dari factor luar (eksternal).
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja, antara lain:
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa di cegah atau di atasi dengan prinsip keteladanan.
- Kemauan orang tua untuk memenuhi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikasi, dan nyaman bagi remaja.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan/
Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia
1. Peran Pemerintah
Pemerintah diharapkan dapat mengambil strategi kebijakan melalui penataan ulang sistem pendidikan terutama mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam seminggu saja.
2. Peran Tokoh Agama dan Budaya
Keterlibatan para tokoh agama dan budaya melalui program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdatul Ulama (NU). Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya yang berbasis agama.
3. Peran Orang Tua dan Keluarga
Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas perilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial harus tetap berpikiran positif dalam artian orang-orang yang ada di sekitar kita harus orang- orang yang tidak membawa kita ke dalam kesesatan. Selain peranan-peranan dari pihak tertentu, upaya untuk mencegah atau menghilangkan Dampak negatif dari budaya asing juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Bangsa Indonesia.
2. Memperkuat nasionalisme (kesadaran nasional).
3. Berpegang teguh pada norma-norma nosional.
4. Menjunjung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Masuknya budaya asing ke Indonesia akan menimbulkan dampak seperti perubahan sosial. Untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa akibat perubahan sosial, antara lain sebagai berikut:
a. Menyosialisasikan jati diri bangsa dan budaya nasional
Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang dicita-citakan itu dapat dimanifestasikan dalam bentuk karakter nasional, seperti cinta tanah air, bersifat toleransi, suka membantu religius, demokratis, harmonis, integritas, moralitas, patriotik dan nasionalis, berjiwa etis dan estetika, serta bertanggung jawab. Pelaksanaan sosialisasi dapat diinternalisasikan melalui sarana sosialisasi seperti lembaga keluarga, lembaga pendidikan, organisasi politik kenegaraan, asosiasi ekonomi, keagamaan, keolahragaan, dan kesenian.
b. Memiliki loyalitas terhadap NKRI
Keutuhan dan kedaulatan NKRI pada saat ini masih mendapatkan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar NKRI.
c. Memiliki komitmen tinggi untuk pelestarian unsur dan nilai sosial budaya.
Tradisi dan budaya lokal dapat hilang secara perlahan-lahan karena ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu, harus ada respon atau seleksi sosial budaya yang berkembang dalam masyarakat. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo :
- Alif ‘ Aisah Fatikasari (232180060/PGSD)
- Fani Febriandini (232180080/PGSD)
- Salma Yasmin Hafshoh (232180091/PGSD)
- Miftakhul Khoiriyah (232180073/PGSD)
- Siti Salamah (232180068/PGSD)
- Cahya Febri Aisyiani (232180094/PGSD)
- Muhammad Khadhiq (232180088/PGSD)