Skip to content
Bagelen Channel

Bagelen Channel

Semua Tentang Purworejo | Khas & Inspiratif

Primary Menu
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Oase
  • Home
  • 2024
  • Januari
  • Sejarah Perjuangan Bangsa Masa Kolonial, Kedatangan Bangsa Barat di Nusantara
  • Artikel

Sejarah Perjuangan Bangsa Masa Kolonial, Kedatangan Bangsa Barat di Nusantara

Bagelen Channel 12 Januari 2024
juang-min

Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, cengkeh dan lain-lain. Rempah-rempah ini digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat untuk datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa. Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah yang ada di negara penghasil. Baru dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia.

Dampak Kedatangan Bangsa Barat dan Reaksi Masyarakat Terhadap Kongsi Dagang

Kedatangan bangsa Barat dan kongsi dagang memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat di berbagai wilayah di dunia. Ada beberapa dampak utama dari kedatangan bangsa Barat dan kongsi dagang :

1. Dampak Ekonomi : Kedatangan bangsa Barat membawa perubahan dalam pola perdagangan global. Masyarakat lokal terlibat dalam perdagangan internasional yang lebih luas, membuka akses ke pasar baru, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2. Dampak Sosial dan Budaya : Kedatangan bangsa Barat membawa perubahan sosial dan budaya yang signifikan. Adopsi unsur-unsur budaya Barat seperti bahasa, agama, sistem pendidikan, dan gaya hidup baru dapat mengubah tatanan sosial masyarakat secara bertahap.

3. Dampak Politik: Interaksi dengan bangsa Barat juga dapat mempengaruhi politik lokal. Pembentukan aliansi politik dan ekonomi antara negara-negara atau wilayah-wilayah yang terlibat.

Reaksi masyarakat terhadap kedatangan bangsa Barat dan kongsi dagang sangat bervariasi. Beberapa masyarakat menyambutnya dengan terbuka karena melihat peluang ekonomi dan keuntungan teknologi baru. Namun, ada juga masyarakat yang menolaknya karena melihat ancaman terhadap identitas budaya mereka, penindasan, atau kerugian ekonomi yang mereka alami akibat perubahan perdagangan.

Kebijakan Ekonomi Kolonial Belanda

Kebijakan ekonomi yang dilakukan Pemerintah Kolonial Belanda terutama ditujukan untuk menguntungkan Negara Belanda. Kebijakan ini ditandai dengan eksploitasi sumber daya koloni dan pembentukan monopoli perdagangan. Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) memainkan peran penting dalam sistem ekonomi ini, mengendalikan perdagangan dan mengambil kekayaan dari wilayah jajahan.

Pemerintah Kolonial Belanda mengenakan pajak yang tinggi terhadap penduduk setempat dan memberlakukan sistem kerja paksa, yang dikenal sebagai “cultuurstelsel”, yang mengharuskan petani mendedikasikan sebagian tanah dan tenaga mereka untuk menguangkan hasil panen untuk diekspor. Sistem ini mengakibatkan menipisnya sumber daya lokal dan pemiskinan penduduk asli.

Selain itu, pemerintah Belanda menerapkan kebijakan perdagangan yang diskriminatif yang menguntungkan pedagang Belanda dan membatasi perkembangan ekonomi daerah jajahan. Mereka mengenakan tarif tinggi terhadap barang-barang yang diimpor dari negara lain, yang secara efektif memonopoli perdagangan dan menghambat pertumbuhan industri lokal.

Bentuk-Bentuk Perlawanan Indonesia Terhadap Kolonial Belanda

Bentuk-bentuk perlawanan Indonesia terhadap kolonial Belanda meliputi berbagai kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengusir penjajah dan mengerti kemerdekaan. Berikut adalah beberapa contoh perlawanan terhadap kolonial:

1. Perlawanan Pattimura: Setelah Belanda menang dalam pertempuran di Maluku, rakyat Banjarmasin mengangkat Pangeran Antasari menjadi sultan. Namun, Pangeran Antasari kemudian tewas dalam pertempuran melawan Belanda pada 1862. Meskipun Belanda berhasil menaklukkan beberapa wilayah di Nusantara, perlawanan kerajaan berlanjut hingga akhir abad ke-19

2. Perlawanan Rakyat Ternate: Akibat monopoli perdagangan rempah-rempah oleh Portugis, rakyat Ternate hidup sengsara. Akibatnya, rakyat Ternate melakukan perlawanan terhadap kolonial Portugal

3. Perlawanan Rakyat Tanah Minang: Perlawanan rakyat Tanah Minang yang dipimpin oleh Imam Bonjol (1822-1837) merupakan contoh perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme

4. Perlawanan Rakyat Jawa: Perlawanan rakyat Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro (1825-1830) merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme

5. Perlawanan terhadap VOC: Masyarakat Indonesia melakukan perlawanan terhadap VOC, yang menguasai sumber daya alam masyarakat dan perdagangan

6. Perlawanan terhadap Jepang: Sebelum merdeka, bangsa Indonesia juga melakukan perlawanan terhadap Jepang, di antaranya Pemberontakan Sepoy tahun 1815 dan Perlawanan Rakyat Palembang tahun 1812

7. Perlawanan terhadap Belanda: Masyarakat Indonesia melakukan perlawanan terhadap dua kubu Belanda, yakni VOC dan pemerintah kolonial.

Meskipun perlawanan ini sering kali dilakukan secara kedaerahan dan mudah dipadamkan oleh kolonial, pemerintah Belanda dan VOC, perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme menjadi penting dalam sejarah Indonesia.

Untuk Mencapai Integrasi Nasional

Untuk mencapai intergrasi dibutuhkan suatu proses yang matang agar kelak keintegrasian tersebut tidak terpecah belah oleh berbagai ancaman, gangguan, dan hambatan yang datangnya berasal dari dalam ataupun luar negeri. Berikut ini adalah proses integrasi nasional di Indonesia ;

1. Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Meski perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah pada selang waktu sebelum abad 20 dengan ditandai adanya sifat kedaerahan. 

2. Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan terlihat, dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi salah satu titik awal kebangkitan nasional. Perjuangan melalui berbagai organisasi seperti contohnya Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang kemudian akhirnya menjadi Serikat Islam. Kemudian, Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya mencitrakan bahwa adanya Integrasi Sosial dan Kultural.

3. Pada dekade 1920-an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah Indonesia dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk menuju Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan integrasi nasional.

4. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di dalam bernegara harus ditempuh dengan berbagai peristiwa. (*)

Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo


Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo :

Nama kelompok :

1. Alfina Noviani (232180123/PGSD)

2. Lusi Novita (232180124/PGSD)

3. Puspita Dian Kristal (232180125/PGSD)

4. Resmi Wahyu Insani (232180126/PGSD)

5. Tri Utami (232180132/PGSD)

Continue Reading

Previous: Pentingnya Pemahaman Holistik di Era Krisis Iklim
Next: Hubungan Manusia dan Lingkungan

Pos Terkait

kelas di sebuah SD,
  • Artikel

Pemanfaatan LKPD dalam Perkuliahan

Bagelen Channel 17 Mei 2025
anak SD menonton vir
  • Artikel

Efektifitas Virtual Tour Indonesia Dalam Pembelajaran

Bagelen Channel 17 Mei 2025
kkn 3
  • Artikel

Mahasiswa KKN UMPwr Ciptakan Taman Edukasi di Desa Tunggulrejo

Bagelen Channel 9 Februari 2025

Tentang Kami

Bagelen Channel

Semua Tentang Purworejo | Khas & Inspiratif

  • Redaksi
  • Media Partner
  • Disclaimer
  • Youtube
  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
Bagelen Channel | Copyright ©2025 All rights reserved | MoreNews by AF themes.