
Anggota Paguyuban Beladiri Tenaga Dalam Silat Roso Sejati Indonesia melakukan atraksi tidur di atas ratusan besi runcing dan digilas sepeda motor. (Wid)
Bayan | bagelenchannel.com – Sungguh luar biasa saat menyaksikan seorang laki-laki yang tidur di atas ratusan besi runcing yang tertancap kuat di sebuah papan kayu dan di atas tubuhnya digilas sebuah sepeda motor yang dinaiki oleh orang dewasa. Atraksi tersebut ditemui ketika salah seorang anggota Perguruan Beladiri Tenaga Dalam Silat Roso Sejati Indonesia, mengikuti ujian kenaikan tingkat (UKT) harkat ketiga. Ujian tadi digelar di rumah milik Ketua Paguyuban Beladiri Tenaga Dalam Silat Roso Sejati Indonesia Jendakita Ginting, RT 03/RW 04 Desa Bandungrejo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, baru-baru ini.
Kenaikan tingkat atau disebut harkatan itu, diikuti oleh 10 orang anggota dengan berbagai tingkatan. Meliputi kenaikan tingkat harkat dasar diikuti oleh 4 orang, harkat kedua diikuti oleh 5 orang dan harkat 3 yang diikuti oleh 1 orang.
Rangkaian harkatan atau kenaikan tingkat itu diawali dengan apel bersama berisi pengarahan dari dewan guru kepada anggota, dilanjutkan doa serta minum air suci, pengusapan kepala dengan air suci dan atraksi bela diri, dengan cara memukul kepala menggunakan botol kaca dan diakhiri adu kesaktian anggota.

Ketua Paguyuban Beladiri Tenaga Dalam Silat Roso Sejati Indonesia Jendakita Ginting menjelaskan, bahwa harkatan atau kenaikan tingkat dalam ilmu rogojati, meliputi kenaikan dari tingkat dasar ke tingkat madya, dan dari tingkat madya ke tingkat lanjut.
“Adapun jumlah peserta silat sebanyak 120 orang. Kegiatan latihan rutin dilakukan setiap malam Sabtu yang dipusatkan di SMK Penabur Purworejo,” katanya.
Perguruan Silat Tenaga Dalam Roso Sejati merupakan perguruan yang mengolah karunia yang diberikan oleh Alloh, berupa bio energi. Kemudian bisa digunakan untuk segala macam sarana seperti kesehatan, penyembuhan juga untuk prestasi dalam bekerja dan untuk pertanian.
“Roso Sejati sendiri merupakan salah satu ilmu tenaga dalam pengembangan dari Peguron Pencak Silat Nampon atau dikenal dengan nama Uwa Nampon pada tahun 1888-1962, yang terkenal dengan salah satu muridnya yaitu Ir. Soekarno sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia,” imbuhnya.

Roso Sejati sendiri diajarkan dengan cara metode latihan olah pikir, rasa dan karsa yang menumbuhkan kekuatan dalam tubuh sebagai sarana bela diri atau pertahanan diri. (Widarto)