Banyuurip | bagelenchannel.com – Di tengah hujan lebat Pjs Bupati Purworejo Endi Faiz Effendi, S.Pi., M.A., melepas perdana ekspor produk lokal Purworejo, berupa coffee wood and coconut rope dog chew ke Belgia dengan total valuasi Rp 22,5 miliar di Desa Popongan, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa sore (19/11/2024). Pelepasan ditandai dengan pemecahan kendi, pada bagian depan mobil kontainer.
Pjs Bupati Purworejo mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Desa Sejahtera Astra (DSA) Purworejo yang akan mengekspor 30 kontainer coffee wood and coconut rope dog chew ke Belgia selama 1 tahun.
“Ekspor ini, bukan hanya sebagai pencapaian kesuksesan dan kebanggaan bagi Bapak/Ibu, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Purworejo,” ujarnya.
Lebih lanjut Pjs Bupati Purworejo mengatakan momentum lepas ekspor ini merupakan bukti nyata bahwa produk lokal memiliki daya saing di pasar internasional. Menurutnya Coffee Wood dan Coconut Rope Dog Chew tidak hanya mencerminkan kreativitas dan inovasi, akan tetapi juga menunjukkan bagaimana sumber daya alam lokal dapat diolah menjadi produk berkualitas tinggi yang bernilai ekspor.
“Ini mencerminkan semangat keberlanjutan yang kini menjadi tren global,” tandasnya.
Dikatakan juga, Pemerintah Kabupaten Purworejo berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan industri lokal, baik melalui fasilitasi pelatihan, penyediaan akses pasar, maupun kemudahan regulasi.
“Kami juga berharap keberhasilan ekspor ini menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lainnya di Purworejo untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya,” pungkasnya.
Sementara itu Koordinator Wilayah Desa Sejahtera Astra Purworejo Ariza Triwibowo menyampaikan, bahwa program Desa Sejahtera Astra diluncurkan pada tahun 2018 dan berkolaborasi di Purworejo mulai tahun 2021.
“Ekspor ini menunjukkan bahwa produk unggulan dari Purworejo telah diterima dengan baik di pasar internasional,” ujarnya.
Direktur PT Eco Choo, Dewi Harlas menjelaskan, bahwa kontainer yang dilepas bukan hanya sekadar muatan barang, akan tetapi sebuah persembahan untuk devisa negara dan kontribusi kita dalam memperkuat ekonomi Indonesia, khususnya dalam sektor ekspor produk UMKM. Lebih lanjut di masa mendatang, pemerintah dapat memberikan lebih banyak dukungan kepada UMKM.
“Saat ini kami masih sangat kekurangan dari segi kapasitas produksi dan supply bahan baku, karena order yang turun sebetulnya lebih dari 3 kontainer 40″ hc tiap bulan tapi baru mampu dipenuhi 1 kontainer saja,” jelasnya.
(Naufal Juliyanto)