Bener | bagelenchannel.com – Setelah kegiatan Sosialisasi Pengadaan Tanah Pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas sebelumnya berakhir dengan aksi walk out, kini kegiatan Konsultasi Publik Pengadaan Tanah Pembangunan Bendungan Bener di desa yang sama diwarnai dengan aksi penolakan warga, Kamis (26/04/2018).
Meskipun pada kesempatan itu warga berkenan untuk hadir di acara tersebut, namun kedatangan mereka diiringi oleh ratusan aksi massa unjuk rasa yang dikawal puluhan aparat gabungan TNI dari Koramil 013 Bener, Polisi Polsek Bener, Satpol PP serta unsur linmas desa setempat. Sehingga acara yang sedianya dimulai pada pukul 13.00 WIB mundur hingga sekitar pukul 14.00 WIB. Kegiatan dimulai dengan diawali pencocokan (verifikasi) nama pemilik tanah yang sudah didaftar oleh tim Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
Meskipun di luar Balai Desa Wadas massa aksi terus meneriakkan yel-yel penolakan sambil membentangkan berbagai poster penolakan, namun sesi pencocokan nama dapat berjalan tertib dan lancar. Dalam pertemuan itu nama-nama warga yang telah didaftar dipanggil satu per satu oleh Tim Pengadaan Tanah Pembangunan Bendungan Bener, dan dicocokkan datanya.
Mendadak suasana berubah agak memanas manakala, memasuki sesi dialog susana mulai memanas karena warga secara bergantian melontarkan sejumlah pertanyaan kepada tim dan diikuti berbagai pernyataan penolakan.
Dalam dialog itu salah satu warga bernama Sardi menanyakan siapa yang mengijinkan untuk mengambil tanah di Desa Wadas. Sebab beredar informasi bahwa ijinnya telah turun.
“Kami ingin tahu siapa yang mengijinkan pengambilan tanah tanah di Desa Wadas? Itulah yang ingin kami ketahui, kami minta dijawab dengan jelas,” ungkapnya.
Sementara itu warga lainnya bernama Siswanto dengan tegas juga menyatakan penolakannya terhadap rencana pengambilan tanah di Desa Wadas.
“Saya berharap agar pemerintah menanggapi keputusan warga dan mencari solusi lain agar mengambil tanah selain di Desa Wadas,” katanya.
Hal senada juga dilontarkan oleh warga lainnya bernama Solikhun Khasani. Pada kesempatan itu ia mengungkapkan bahwa tanah di Desa Wadas yang rencananya akan digali itu, merupakan lahan pertanian tinggalan nenek moyang yang diwariskan secara turun-temurun.
“Selain itu Bukit Desa Wadas juga menjadi sumber mata air dan menjadi salah satu penyumbang durian, buah yang menjadi ikon Kabupaten Purworejo,” paparnya.
Lebih jauh dijelaskan oleh Solikhun Khasani, bahwa penolakan mereka itu juga didasari pada tradisi atau sejarah bahwa pada jaman dahulu Desa Wadas tidak didapatkan secara cuma-cuma.
“Waktu itu Desa Wadas pernah dijajah oleh Belanda dan mereka juga ingin menambang, namun ditolak oleh warga Desa Wadas. Oleh karenanya sudah selayaknya dan menjadi kewajiban kami untuk menolak,” tegasnya.
Baca juga: Puluhan Warga Wadas Tolak Rencana Penambangan Material Waduk Bener
Sementara itu Kabid Pelaksanaan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO), Modista Tandi Ayu mengatakan, bahwa selama ini dia hanya menjalankan tugas dari pemerintah. Menurutnya seluruh proses perizinan pembangunan Bendungan Bener telah ada, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang telah keluar pada tanggal 2 Maret 2018 lalu. Namun demikian pihaknya tetap akan mencatat dan menyampaikan apa yang telah menjadi masukan dari warga.
“Kami ada di sini hanya menjalankan tugas sesuai dengan perintah pimpinan. Sehingga apa yang menjadi masukan warga kepada kami, akan kami sampaikan kepada pimpinan. Namun apa yang menjadi program pemerintah sebaiknya agar warga juga dapat menerimanya dengan baik,” katanya.
Meski diwarnai dengan aksi penolakan oleh ratusan warga masyarakat Desa Wadas, namun kegiatan itu tetap berjalan lancar dan aman. Lantas warga secara berangsur-angsur membubarkan diri setelah acara tersebut selesai dilaksanakan. (Widarto)