
Polres Purworejo bersama TNI dan Satpol PP lakukan Giat Patroli Gabungan (ist)
Purworejo | bagelenchannel.com – Pasca terjadinya aksi terror bom di Surabaya, Jawa Timur, Minggu pagi (13/05/2018), Polres Purworejo, Jawa Tengah, memperketat seluruh penjagaan tempat-tempat ibadah, gereja dan tempat-tempat vital lainnya di wilayah hukum Polres Purworejo. Hal itu dilakukan sebagai upaya antisipasi terror dan menjamin keamanan serta kenyamanan umat beragama dalam menjalankan ibadah.
Setidaknya terdapat 94 gereja yang ada di wilayah Kabupaten Purworejo dijaga ketat oleh anggota Polres Purworejo maupun Polsek di masing-masing wilayah kecamatan. Penjagaan dilakukan oleh beberapa personil dengan senjata laras panjang dan dilengkapi rompi anti peluru.
Terkait adanya peningkatan penjagaan tersebut dibenarkan oleh Kapolres Purworejo AKBP Teguh Triprasetya, SIK, melalui Kasat Sabhara AKP Prayogo Setya Budi, SH. Meski dijelaskan bahwa kegiatan pengamanan sudah dilakukan secara rutin namun dirinya tidak menampik manakala upaya yang dilakukan itu sebagai tindakan antisipasi agar aksi terror di Purworejo bisa dicegah.
“Pengamanan memang lebih diperketat, harapan kami agar kejadian di Surabaya, Jawa Timur, tidak terjadi di wilayah Purworejo,” jelasnya.
Selain melakukan pengamanan di tempat ibadah, Minggu malam, pihaknya juga melaksanakan Giat Patroli gabungan dengan instansi lain diantaranya TNI dari Kodim 0708 Purworejo dan Satpol PP Kabupaten Purworejo.
Patroli dilakukan dengan menggunakan mobil. Giat patroli berawal dari Mapolres Purworejo menuju ke arah Kutoarjo dan singgah di Gereja Santo Yohanes Rosul Kutoarjo.
“Patroli dengan melaksanakan pemantauan di seputaran gereja untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian patroli dilanjutkan ke beberapa objek vital maupun gereja yang ada di wilayah Kecamatan Kutoarjo serta wilayah dalam Kota Purworejo,” tambahnya.
Lebih jauh dikatakan, bahwa Giat Patroli Gabungan itu bertujuan untuk menjaga situasi kamtibmas serta menghimbau kepada warga masyarakat agar tidak cemas dengan peristiwa yang terjadi di wilayah lain, namun harus tetap waspada.
“Kami juga menghimbau agar penggunaan CCTV dapat dilakukan lebih optimal lagi. Kepada warga masyarakat agar tidak mudah percaya dan terprovokasi dengan isu-isu yang mengaitkan suku, ras dan agama. Selain itu juga harus berlaku bijak terkait dengan maraknya informasi melalui media sosial, jangan langsung percaya, harus disaring dan melakukan cross ceck terlebih dahulu agar terhindar dari berita bohong atau hoax,” pungkasnya.
(Eko Mulyanto)