
Loano | bagelenchannel.com – Kelompok Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah sebuah realitas budaya dan sebuah kekuatan yang memiliki hak politik dan hak budaya untuk hidup dan menjadi bagian dari Bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Bupati Purworejo Hj. Yuli Hastuti, S.H., saat menghadiri Peringatan ke-68 Tahun Turunnya Wahyu Panca Gaib, di Desa Kalinongko, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada hari Senin tanggal 13 November 2023 lalu. Turut hadir Badan Pelestarian Kebudayaan Jawa Tengah Agus Riyanto, jajaran Forkopimda, Kepala Perangkat Daerah, Forkopimcam Loano, Pinisepuh Paguyuban Penghayat Kapribaden Hartini Wahyono, serta Kepala Desa Kalinongko maupun Kepala Desa Trirejo.

Lebih jauh Hj. Yuli Hastuti, S.H., mengatakan bahwa Indonesia ber-Bhinneka Tunggal Ika, merupakan negera yang terdiri atas beraneka ragam suku, bahasa, agama maupun budaya. Kesemuanya itu merupakan potensi khasanah kekayaan bangsa, yang semestinya menjadi perekat satu sama lain, bukannya justru menjadi pemecah belah.
“Dalam hal agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, di Indonesia terdapat beberapa agama dan puluhan bahkan ratusan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,” katanya.
Ia berpesan, agar masing-masing dapat menjalankan agama dan kepercayaannya dengan baik, maka harus ada toleransi dan saling menghargai satu sama lain.

Pada kesempatan itu, Plt. Bupati Purworejo Hj. Yuli Hastuti, S.H., juga mengucapkan selamat serta apresiasi kepada Paguyuban Penghayat Kapribaden. “Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan selamat kepada keluarga besar Paguyuban Penghayat Kapribaden atas terlaksananya Peringatan ke-68 tahun Turunnya Wahyu Panca Gaib. Saya juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi, atas dilaksanakannya berbagai kegiatan sosial dan budaya,” katanya.
Menurut panitia, acara tersebut dilaksanakan 3 tahun sekali pada malam 14. Setelah beberapa tahun vakum karena pandemi Covid-19, tahun ini peringatan kembali diadakan.
(Eko Mulyanto)