Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21. Memiliki tujuan untuk mendorong peserta didik supaya mampu melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran. Kurikulum ini menerapkan pembelajara tematik yang berupaya menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuanyang terintegrasi.
Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran kedalam satu tema atau topik pembahasan. Pembelajaran ini juga berusaha memadukan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Melalui pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Sebab, dalam pembelajaran tematik, belajar tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning to know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together). Pembelajaaran tematik memiliki karakteristik yang membedakan dengan pembelajaran lainnya, yaitu: a) pembelajaran aktif dan berpusat pada peserta didik, b) memberikan pengalaman langsung, c) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, d) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, e) bersifat fleksibel, f) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, g) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Dengan adanya pembelajaran tematik dapat membuat peserta didik mampu memahami materi pelajaran lebih mendalam, pembelajaran yang dilakukan lebih berkesan, serta menumbuhkan kreativitas dan keaktifan dalam pembelajaran. Selain itu guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan bahkan lebih serta kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
Penulis : Melli Anita Dewi Puspita Sari
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Instansi : Universitas Muhammadiyah Purworejo