
Pembelajaran IPA di SD merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari oleh siswa. Mata pelajaran ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi. Salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran IPA di SD adalah dengan melakukan kegiatan observasi, wawancara, dan simulasi. Kegiatan- kegiatan ini dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep IPA secara lebih mendalam.
Pada tanggal 5 Oktober 2023, sejumlah mahasiswa universitas muhammadiyah purworejo melaksanakan kegiatan observasi dan wawancara di SD Negeri Brengkelan. Kegiatan tersebut merupakan serangkaian tugas mata kuliah inovasi pembelajaran IPA. Kegiatan observasi atau pengamatan dilaksanakan di dalam ruang kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan wawancara dilakukan pada guru kelas. Adapun kelas yang dilakukan observasi dan wawancara yaitu kelas 1, 2, 4, dan 5. Tujuan dilaksanakannya observasi dan wawancara yaitu untuk mengetahui permasalahan yang ada di dalam kelas, baik dari proses pembelajara, karakteristik siswa, maupun sarana prasarana pembelajaran.
Dari hasil observasi dan wawancara oleh Pocut Adinda Permata (NIM. 212180149), Permasalahan yang terjadi di kelas 1 SD Negeri Brengkelan adalah peserta didiknya masih ada sebagian yang belum bisa membaca dan menulis. Kemudian solusi yang diberikan yaitu dengan menempelkan huruf atau angka pada meja peserta didik dengan kendala mereka masing-masing.
Selain itu guru juga bisa memberikan perhatian dan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang awalnya belum bisa membaca. Setelah melakukan observasi dan wawancara, Saudari Pocut menawarkan solusi dengan membuat media “Papan Jodoh” Anggota Tubuh Manusia. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang hubungan antara berbagai anggota tubuh manusia. Media tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari dan memahami berbagai anggota tubuh manusia, serta memudahkan dalam mengidentifikasi hubungan dan interaksi antara anggota tubuh.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang saya lakukan pada kelas 2 di SD Negeri Brengkelan oleh Saudara Aditya Arya Maulana (NIM.212180133), permasalahan utama yang kami temukan adalah bahwa guru tidak sepenuhnya menguasai materi yang terkandung dalam buku pelajaran, terutama dalam konteks materi ipa yang termuat dalam buku pelajaran. Bahkan guru tidak mengetahui dengan baik materi yang berkaitan dengan IPA dalam buku pelajaran. Akibatnya pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran yang memuat IPA menjadi tidak maksimal.
Untuk permasalahan ini Saudara Aditya menawarkan beberapa solusi, diantaranya pelatihan dan pengembangan guru. Kegiatan ini dilakukan secara rutin untuk pengembangan kompetensi guru dalam memahami dan mengajar materi IPA sesuai dengan kurikulum dan buku pembelajaran yang digunakan. Selanjutnya pendampingan guru, kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan pendampingan atau mentor bagi yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi, sehingga dapat meningkatkan pemahaman mereka. Menambah sumber daya pembelajaran, seperti modul, buku referensi, atau sumber belajar online yang dapat membantu guru dan siswa memahami materi dengan baik. Selain itu, diperlukan pula alat peraga pembelajaran. Pastikan ketersediaan alat peraga pembelajaran yang diperlukan untuk menjelaskan konsep-konsep ilmiah dengan lebih visual dan praktis.
Observasi dan wawancara kelas 4 dilakukan oleh Saudari Dwi Ma’sumah (NIM.212180135). Permasalahan yang ditemui pada kelas 4 yaitu siswa masih kesulitan dalam memahami materi transformasi energi. Permasalahan utama dalam pembelajaran transformasi energi yaitu karena pembelajaran transformasi energi sering kali dianggap kurang menarik dan membosankan oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain; metode pembelajaran yang monoton; media pembelajaran yang kurang inovatif; kurang adanya variasi aktivitas pembelajaran.
Motivasi siswa untuk belajar transformasi energi masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: pembelajaran transformasi energi yang dianggap tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari; kurang adanya aktivitas pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Solusi untuk Mengatasi Permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan aktif. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan aktif, seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran berbasis masalah. Metode pembelajaran ini dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan melibatkan siswa secara aktif.
Selain variasi metode pembelajarn, diperlukan pula media pembelajaran yang menarik. Dwi Ma’sumah mengembangkan media scrapbook. Scrapbook adalah seni menempel foto atau gambar di media kertas, dan menghiasnya hingga menjadi karya kreatif. Hal ini dapat membuat siswa lebih tertarik untuk belajar karena dapat melihat dan menyentuh media pembelajaran secara langsung. Beberapa kelebihan scrapbook sebagai media pembelajaran: menarik perhatian siswa; meningkatkan motivasi siswa; membantu siswa memahami materi pelajaran; meningkatkan kreativitas siswa; dan melatih siswa untuk berpikir kritis
Pada kelas 5, observasi dan wawancara dilakukan oleh Rivaldi Febrianto Putra (NIM.212180134). Permasalahan yang saya dapatkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai mengenai materi magnet yaitu ketika para siswa kesulitan memahami kutub utara kutub selatan pada magnet dan bagaimana magnet bersifat saling tarik menarik atau tolak menolak, serta masih minimnya media pembelajaran yang mempersulit pemahaman materi magnet tersebut. Setelah melakukan observasi dan wawancara, Saudara Rivaldi membuatkan media pembelajaran “PAPAN SIFAT MAGNET” untuk membantu siswa dalam memahami materi.
Setelah pembuatan media pembelajaran, mahasiswa melaksanakan simulasi penggunaan media pada siswa. Simulasi media pembelajaran memiliki berbagai manfaat, di antaranya: meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang abstrak; mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi siswa; menumbuhkembangkan rasa ingin tahu dan kreativitas siswa; dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Inovasi pembelajaran IPA di SD dengan bantuan observasi, wawancara, dan simulasi media pembelajaran dapat memberikan berbagai manfaat, di antaranya: meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA secara lebih mendalam; mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi siswa; menumbuhkembangkan rasa ingin tahu dan kreativitas siswa; meningkatkan motivasi belajar siswa.Oleh karena itu, inovasi pembelajaran IPA di SD dengan bantuan observasi, wawancara, dan simulasi media pembelajaran perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo
Kelas 5D PGSD Kelompok 3 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo :
- Aditya Arya Maulana (NIM : 212180133/PGSD)
- Rivaldi Febrianto Putra (NIM : 212180134//PGSD)
- Dwi Ma’sumah (NIM : 212180135/PGSD)
- Pocut Adinda Permata (NIM : 212180149/PGSD)