Pada saat ini, dunia sedang tidak baik-baik saja, dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang akrab disebut dengan Virus Corona atau Covid-19. Hampir semua aspek kehidupan mengalami perubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Hampir semua rencana kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa dibatalkan. Seluruh generasi mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga lansia, semua ikut terdampak olehnya.
Dunia perekonomian semakin lemah, bahkan tak jarang pengusaha banyak yang gulung tikar karena dagangannya tak kunjung diberi izin berjualan atau buka lapak. Hubungan sosial semakin menurun yang menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama. Semuanya telah merasakan dampak dari Virus Corona ini, terutama pada dunia pendidikan. Kita harus siap menghadapi perubahan tersebut, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami perubahan.
Orang-orang yang terbiasa hidup di luar rumah, harus tinggal seharian di depan layar gawai, laptop dan sejenisnya. Para pekerja terpaksa meninggalkan pekerjaannya. Pelajar dan mahasiswa hanya dapat berteman melalui aplikasi tanpa berkenalan secara langsung dengan teman baru, adek kelas, kakak kelas, bahkan guru atau dosen sekalipun. Ingin keluar rumah bertemu dengan tetangga saja harus memakai masker, menjaga jarak, juga menjauhi kerumunan.
Pemerintah tak henti-hentinya mengingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes). Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya yaitu meliburkan aktivitas pembelajaran tatap muka di seluruh lembaga-lembaga pendidikan, ini dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan Virus Corona atau Covid-19. Hal ini tentunya berdampak besar pada perkembangan pendidikan anak yang saat ini dituntut untuk belajar mandiri, belajar secara daring (dalam jaringan).
Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang guru, karena dalam kondisi seperti ini guru pun dituntut untuk bisa mengelola, mendesain media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk mencegah atau mengantisipasi kebosanan siswa dalam pembelajaran model daring tersebut.
Bukan hanya itu, dalam penerapan pembelajaran secara online tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Beberapa faktor pemicunya seperti siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi terutama pada siswa tingkat TK dan SD. Selain itu, masalah utama yang dialami yaitu jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan terbesar bagi siswa bahkan orang tua yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam belajar secara online. Juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, hal ini jelas akan menghambat keaktifan siswa dalam proses belajar.
Kurangnya interaksi fisik antara guru dengan siswa karena dalam pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas secara online atau melalui via whatsapp. Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelaasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang diberikan.
Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapat penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas. Tugas yang diberikan oleh para guru, sementara waktu yang diberikan sangat singkat. Bagaimana siswa dapat belajar dengan baik dalam kondidi seperti ini?
Di balik kesedihan, kita harus mampu mengambil hikmah dari Virus Corona atau Covid-19 ini. Pandemi mungkin saja datang sebagai ujian untuk kita semua, apakah kita mampu mencerdaskan kehidupan bangsa walau dalam kondisi seperti itu. Percayalah akan tiba waktunya kita terbebas dari tekanan Virus Corona yang sebenarnya menimbulkan banyak pertentangan.
Oleh : Aini Munawaroh Nurd
Penulis Adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.
