
Teori merupakan hal yang sangat penting bagi pendidikan, dalam pendidikan teori menempati sangat strategis. Karena pengalaman dan pengetahuan akan berkembang jika dibarengi dengan dikembangkannya teori tersebut. Secara umum teori merupakan sejumlah proposal yang terintegrasi secara sintakstik serta yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati. Pembahasan kali ini akan membahas tentang teori bruner dalam pembelajaran IPA SD. Pada teori ini Bruner membuat suatu model belajar yang disebut sebagai model belajar penemuan (Discovery learning). Bruner beranggapan bahwa model belajar penemuan sesuai dengan hakiki manusia yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari ilmu pengetahuan secara aktif, memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya, serta akhirnya akan mendapatkan pengetahuan yang bermakna.
Bruner mengemukakan bahwa model belajar yang disebut model belajar penemuan. Ada dua macam model penemuan, yaitu model pembelajaran penemuan murni dan model pembelajaran penemuan terarah. Model pembelajaran penemuan murni merupakan model pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan. Contohnya adalah siswa diberikan materi seperti kabel listrik, bola lampu, dan baterai-baterai dan siswa diberikan waktu yang cukup untuk bermain dengan material tersebut. Guru tidak menjelaskan tentang apa gunanya material tersebut, tetapi memberikan petunjuk tentang keselamatan dari material-material tersebut.
Sedangkan model pembelajaran penemuan terarah sedikit berbeda dari pembelajaran murni. Pada pembelajaran terarah guru berperan penting dalam pembelajaran karena pada model ini guru ingin semua siswa melakukan kegiatan yang hampir sama atau malah sama. Perlu diingat juga walaupun guru mempunyai banyak peran dalam model kali ini tetapi guru tidak boleh membatasi kebebasan siswa untuk melakukan penemuan sendiri.
Contoh pembelajaran IPA di SD menurut model Bruner pada kelas III. Tujuan pembelajaran adalah siswa dapat mengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri dan kegunaannya dengan pengamatan dan penafsiran dan juga siswa diharapkan mampu mengenali bagian-bagian tumbuhan. Cara pelaksanannya adalah siswa mengambil tanaman yang lengkap yaitu dengan kriteria terdapat akar, batang, daun, dan bunga. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati, dan guru memberikan pertanyaan seperti bagaimana daun dapat berfungsi untuk tumbuhan. Selanjutnya apabila semua siswa sudah menjawab pertanyaan tersebut maka kemudian guru menerima seluruh jawaban dari siswa tersebut. Yang terakhir guru bisa memberikan pertanyaan yang berbeda lagi terhadap siswa. (*)

Oleh : Nur Laela
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo