
Indonesia mulai memberlakukan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada awal April tahun 2020, hal ini sesuai dengan keputusan Kemendikbud. Wabah penyakit Covid-19 ini, menyebabkan banyak perubahan di hampir semua aktivitas, salah satunya pada bidang pendidikan. Hingga akhirnya tercetusnya dengan istilah New Normal dalam proses belajar mengajar yang dilakukan dengan online atau yang sering dikenal dengan pembelajaran jarak jauh. Namun berselang beberapa bulan saja, banyak dikeluhkan dari berbagai pihak terutama pada dunia pendidikan. Banyak kendala yang terjadi pada kegiatan pembelajaran jarak jauh, seperti kendala pada koneksi internet pada umumnya, siswa yang mulai merasa bosan, stres, dan dari banyak pengakuan orang tua siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, salah satunya dari keluarga yang kurang mampu, mereka belum memiliki sarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Tingkat pendidikan orang tua pun juga memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran jarak jauh ini. Tingkat pendidikan orang tua yang tinggi memiliki kendala dalam mendampingi anak saat belajar di rumah, mereka disibukkan dengan pekerjaan. Namun, kendala tersebut bisa diatasi dengan memasukkan anak-anak mereka ke lembaga bimbingan belajar. Namun hal ini berbeda dengan kondisi keluarga yang memiliki tingkat pendidikan rendah, orang tua yang hanya bekerja sebagai buruh, belum tentu mereka mampu untuk memasukkan anaknya di lembaga bimbingan belajar untuk anaknya, mereka hanya mengusahakan bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan, misalkan hanya untuk membeli kuota belajar.
Pada pembelajaran daring tidak memberikan nilai rasa serta mengabaikan kepekaan sosial pada siswa. Siswa, orang tua, guru, serta masyarakat juga perlu memiliki pemahaman bahwa kegiatan pembelajaran harus tetap berlanjut serta menjadi tanggung jawab bersama, dengan cara menempatkan sekolah sebagai sumber pendisiplinan yang utama. Maka dengan hal ini, sangat diperlukan adanya perpaduan antara pembelajaran daring dan pembelajaran luring pada masa transisi kehidupan baru new normal ini. Dengan penerapan pembelajaran luring akan menjadi upaya dalam mengurangi keluhan di saat pembelajaran daring, karena pembelajaran luring memiliki dampak untuk dapat mengurangi rasa bosan siswa pada umumnya. Namun juga diperlukan pengembangan model pembelajaran yang baru sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran selama masa pembelajaran Blended Learning atau pembelajaran perpaduan antara pembelajaran daring dan pembelajaran luring. Dengan penerapan pembelajaran luring ini, sekolahan perlu untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Pembelajaran yang biasanya dilakukan dari pagi sampai siang sekarang telah dibagi menjadi dua, yaitu sesi pagi dan sesi siang. Pembelajaran Blended Learning ini diharapkan mampu mengatasi berbagai keluhan yang dihadapkan. (*)

Oleh : Rina Setyawati
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purworejo