
Banjir merupakan salah satu dari peristiwa bencana alam yang sering terjadi ketika musim penghujan datang. Banjir kerap terjadi pada daerah yang memiliki sistem drainase yang kurang baik sehingga sewaktu terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi saluran air tidak dapat mengalirkan air dengan baik sehingga air meluap dan kemudian terjadi banjir. Curah hujan yang tinggi adalah salah satu faktor alam yang mempengaruhi terjadinya banjir, jadi semakin tinggi curah hujannya maka akan semakin tinggi pula kemungkinan terjadi banjir. Letak geografi suatu daerah juga mempengaruhi terjadinya banjir, dimana apabila suatu daerah tersebut berada di dataran rendah atau lebih rendah dari daerah sekitarnya maka ketika terjadi hujan yang deras air akan mengalir ke daerah tersebut.
Tingkah laku manusia juga sangat mempengaruhi akan peristiwa ini dimana jika manusia menerapkan pola hidup yang tidak baik seperti membuang sampah tidak pada tempatnya maka presentasi kemungkinan terjadi banjir sewaktu musim penghujan akan semakin tinggi. Salah satu daerah di Purworejo tepatnya di desa Dlangu Kecamatan butuh pernah terjadi bencana alam yakni banjir dan untuk memenuhi tugas perkuliahan yakni mata kuliah Pendidikan Lingkungan kami melakukan observasi dan wawancara dengan perangkat desa tersebut guna menggali informasi tentang bencana alam khususnya banjir yang pernah terjadi di desa Dlangu.

Berdasarkan hal tersebut kami telah melakukan observasi dan wawancara mengenai banjir di Desa Dlangu, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo. Menurut keterangan Bapak Widodo selaku narasumber yang kami temui, banjir pasti terjadi setiap tahun sekali melanda Desa Dlangu, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo.
Banjir terakhir terjadi di Desa Dlangu pada Maret 2022 dengan kedalaman 1,5 meter dan banjir mulai surut 1 hari semalam. Kronologi banjir pada saat itu curah hujan yang tinggi dari pagi sehingga menyebabkan Sungai Butuh tidak dapat menampung debit air. Puncak dari banjir terjadi pada siang hari. Dusun yang terdampak banjir pada saat itu adalah Dusun Tambakrejo, dan Dusun Krajan Tengah. Masyarakat pada saat itu di evakuasi dan diungsikan ke rumah makan Arema. Tidak terjadi korban jiwa hanya kerugian material, misalnya hewan ternak.
Tercatat banjir terparah terjadi pada tahun 2013 dengan kedalaman 2,5 meter. Terjadi ketika curah hujan yang tinggi pada malam hari dan puncak dari banjir pada siang hari. Banjir di Desa Dlangu merendam sampai atap rumah warga. Terakhir banjir di Desa Dlangu memakan korban jiwa pada tahun 2002.
Bantuan dari pemerintah ke masyarakat Desa Dlangu sudah ada tetapi, untuk anggaran dari desa mengenai banjir belum ada.
Penyebab dari banjir di Desa Dlangu antara lain :
1. Curah hujan yang tinggi
Indonesia memiliki musim tropis sehingga sepanjang tahun mempunyai dua musim yaitu hujan umumnya antara bulan Oktober sampai bulan Maret, dan musim kemarau terjadi antara bulan April sampai bulan September. Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di Sungai Butuh dan apabila melebihi tebing sungai akan timbul banjir atau genangan. Hal ini terjadi karena Sungai Butuh tidak mampu menampung debit air.
2. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi, dan kemiringan daerah pengaliran sungai (DPS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk penampang seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai), lokasi sungai dll merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya banjir. Sungai Butuh memiliki lebar yang sempit sehingga di musim penghujan tidak mampu menampung debit air.
3. Rel kereta api
Adanya rel kereta api menyebabkan aliran sungai yang deras menjadi terhambat.
4. Erosi & Sedimentasi
Erosi di DPS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas penampang sungai. Erosi menjadi problem klasik sungai-sungai di Indonesia. Besarnya sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran, sehingga timbul genangan dan banjir di sungai. Sedimentasi juga menjadi masalah besar pada sungai-sungai di Indonesia.
5. Kapasitas Sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh pengendapan berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.
Banjir yang terjadi di desa Dlangu, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo hampir terjadi setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena faktor hujan dan faktor tempat desa tersebut. Di setiap terjadi banjir tidak menutup kemungkinan adanya dampak ketika banjir terjadi dan setelah banjir.
Berdasarkan data yang didapat melalui observasi pada salah satu perangkat Desa Dlangu yaitu Bapak Widodo, beliau mengatakan bahwa dampak dari banjir diantaranya (1) kerugian material : sawah terendam, hewan ternak, tanggul jebol. (2) aktivitas masyarakat terhambat : anak sekolah libur, kegiatan sosial terhambat. (3) Jalanan terendam banjir sehingga sulit untuk dilalui apalagi jalan utama yang terendam banjir. (4) penyakit : penyakit kulit seperti gatal-gatal karena terkena air banjiran. (5) munculnya binatang buas : ular.
Penyebab dari banjir di desa dlangu disebabakan karena sempitnya sungai yang ada di desa dlangu, dan sempitnya tampungan air yang kurang memadai dan disebabkan karena adanya rel kereta api sehingga air hujan terhalang untuk mengalir dengan baik. Desa sudah memberikan solusi atau pencegahan berupa normalisasi sungai namun hanya sebagian yang sering terkena banjir. Solusi yang dapat diberikan yaitu adanya perbaikan aliran sungai yang tadinya sempit untuk diperbaiki sehingga lebih memadai lagi dan tampungan air yang sempit sebisa mungkin diperbaiki oleh warga sehingga lebih bisa menampung air yang lebih banyak lagi ketika musim hujan datang, dan air hujan yang terhalang oleh rel kereta api, warga membuatkan aliran air sungai untuk mengalir yang baru sehingga tidak terhalang lagi.

Jadi saran yang bisa di berikan adalah dengan mengedukasi warga bila terjadi banjir lagi apa yang harus dilakukan, pada saat musyawarah perencanaan anggaran desa seharusnya anggaran untuk pencegahan banjir di plotkan untuk memcegah banjir misalnya sungan di perluas atau normalisasi kemudian di parapet agar tidak masuk ke permukiman warga. Untuk warga yang masih membuang sampah sembarang di aliran sungai dlangu, untuk bisa jangan membuang sampah di sungai lagi, karena dampaknya sangat besar ketika hujan. Warga bisa membuat taman taman untuk pencegahan adanya banjir. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekoah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan : Nur Ngazizah, S.Si, M.Pd.
KELOMPOK 5
Anggota :
- Alip Yekti Sumarah (202180050)
- Selvi Kurnianingsih (202180082)
- Suyati Prihatin (202180083)
- Winda Pujiyanti (202180086)
- Siti Umu Sofiyah (202180088)
- Lilis Dita Prastiwi (202180114)
- Ardia Rahma Putri (202180128)